Jumat 11 Mar 2022 18:53 WIB

Para Ahli Diskusikan Perombakan Digital Sistem Haji dan Umroh

Arab Saudi menyatakan kebanggaannya melayani jamaah haji di Dua Masjid Suci.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Haji dan Umrah Saudi menunjukkan jamaah haji mengenakan masker pelindung wajah, berputar-putar di sekitar Kabah. Para Ahli Diskusikan Perombakan Digital Sistem Haji dan Umroh
Foto: EPA-EFE/SAUDI HAJJ AND UMRAH MINISTRY
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Haji dan Umrah Saudi menunjukkan jamaah haji mengenakan masker pelindung wajah, berputar-putar di sekitar Kabah. Para Ahli Diskusikan Perombakan Digital Sistem Haji dan Umroh

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Gubernur Madinah Pangeran Faisal bin Salman meresmikan Forum Ilmiah ke-21 untuk Haji, Umrah, Penelitian Kunjungan di King Salman International Convention Center, Rabu (9/3/2022). Pertemuan selama tiga hari itu diadakan dengan tema “Transformasi Digital dalam Sistem Haji, Umroh, dan Kunjungan”.

Peresmian dihadiri oleh para peneliti akademis yang memiliki minat pada studi haji, umroh dan kunjungan, pakar transformasi digital, dan perwakilan dari sektor publik dan swasta, lembaga keuangan dan pendidikan, serta pemimpin pemuda. Pertemuan diselenggarakan oleh Universitas Umm Al-Qura, diwakili oleh Penjaga Institut Dua Masjid Suci untuk Haji dan Riset Umra. 

Baca Juga

Dalam sambutannya, Pangeran Faisal menegaskan kebanggaan Arab Saudi, kepemimpinan dan rakyatnya dalam melayani jamaah haji di Dua Masjid Suci. “Sejak penyatuannya, negara yang diberkahi ini telah mengeksploitasi semua upaya dan kemampuannya dalam melayani para tamu Allah, dan ini tercermin dalam dukungan yang murah hati dari Raja Salman ke forum ini,” katanya, dilansir dari Arab News, Jumat (11/3/2022).

Pangeran Faisal menambahkan patronase ini menunjukkan prioritas yang diberikan kepemimpinan kepada peziarah, jamaah umroh, dan pengunjung ke tempat-tempat suci. Dia mengatakan kemajuan teknis yang dicapai Arab Saudi sebelum, selama, dan setelah pandemi menjadikannya salah satu negara terbaik untuk beradaptasi dan menggunakan teknologi di segala bidang.

Dekan Institut Dua Masjid Suci Turki Al-Amr mengatakan forum tersebut akan menampilkan perkembangan terbaru dalam transformasi digital di lapangan, dan menyediakan platform untuk berbagi ide dan pengetahuan. Sekitar 30 pembicara akan membahas penerapan dan tata kelola transformasi digital dalam sistem haji dan umroh. Lokakarya dan pameran juga diadakan di sela-sela forum.

Forum tersebut akan mengeksplorasi tiga isu utama, tata kelola transformasi digital dalam sistem haji dan umroh, menerapkan transformasi digital untuk meningkatkan layanan yang diberikan kepada jamaah dan pengunjung kedua kota suci tersebut, dan mengembangkan proses pengambilan keputusan dan layanan yang diberikan.

Pada sesi pertama yang dipimpin oleh Wakil Presiden UQU untuk urusan pendidikan, Amer bin Awad Al-Zaidi, berbicara menyoroti undang-undang dan peraturan untuk mendorong transformasi digital. Para pembicara juga menjelaskan tata kelola berbagi data, privasi dan keamanan data, serta risiko dan peluang transformasi digital, peran transformasi digital dalam keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan masyarakat.

Sesi ini dilanjutkan dengan sambutan oleh Menteri Haji dan Umrah Tawfiq Al-Rabiah pembicara kunci dalam forum tersebut. Menteri yang juga anggota panwas institut itu menggarisbawahi upaya kementeriannya dalam transformasi digital untuk pelayanan jamaah haji.

Pada sesi kedua yang dipimpin oleh Wakil Menteri Haji dan Umroh Abdul-Fattah Mashat, Presiden Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci Abdulrahman Al-Sudais menggarisbawahi upaya transformasi digital di Dua Masjid Suci. Pembicara lain menjelaskan peran transformasi digital dalam menerima peziarah dan pengunjung ke tempat-tempat suci.

Pemanfaatan kecerdasan buatan di masa depan dan pengaruhnya dalam meningkatkan layanan haji dan umrah juga dibahas dalam sesi 90 menit. Kaum muda juga berpartisipasi dalam Forum Hajjathon 2022, sebuah kompetisi teknologi yang bertujuan menghubungkan generasi muda dengan haji dan sejalan dengan upaya Kerajaan untuk merangsang inovasi. Kegiatan Hajjathon dimulai sehari sebelum peresmian forum tersebut.

Para peserta berlomba menciptakan solusi teknis dan kreatif di bidang kesehatan, katering, pengelolaan sampah, transportasi, pengaturan perjalanan, manajemen keramaian, solusi keuangan, perumahan, solusi komunikasi, pengayaan pengalaman dan kesadaran haji jamaah. Melalui pelatihan dan lokakarya, mengembangkan ide-ide inovatif dan sesi konseling, peserta akan dapat mengembangkan keterampilan mereka, selain membangun hubungan dengan para pemimpin di lapangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement