Selasa 22 Mar 2022 19:55 WIB

Muslimah Inggris Alami Diskriminasi dalam Layanan Kesehatan

Muslimah Inggris menjadi korban diskriminasi dalam layanan kesehatan.

Rep: Mabruroh/ Red: Agung Sasongko
Muslimah Inggris
Foto:

“Kurangnya pemahaman tentang konteks agama dan budaya seputar kesehatan mental merupakan hambatan besar untuk mendapatkan dukungan yang benar,” kata psikolog Lily Sabir.

“Kurangnya pemahaman budaya, bias Barat dan hambatan bahasa adalah faktor kunci yang saya dengar dari klien saya sendiri yang telah menghadapi diskriminasi aktif dan prasangka dari para profesional yang umumnya tidak memiliki pengalaman dalam merawat orang dewasa muda dan tua yang beragam. Intervensi mereka hanya sejauh ini dan tidak lama sebelum klien merasa benar-benar tidak percaya ketika dirawat karena masalah kesehatan mental/fisik,” jelasnya.

Ini adalah kombinasi dari ketakutan tidak menemukan terapis yang berbicara bahasa ibu mereka dan tidak memahami jenis masalah yang mungkin mereka hadapi dari perspektif budaya. Trauma adalah trauma tetapi bisa berasal dari pengalaman budaya tertentu. 

“Tetapi juga, kita harus merasa beruntung bahwa sampai beberapa masalah ini diperbaiki dalam sistem perawatan, pendekatan farmasi sudah ada tetapi itu tidak cukup," lanjut Lily Sabir. 

"Pendekatan psikodinamik dan CBT telah relatif digunakan dalam sistem perawatan Barat daripada di negara-negara berkembang dan saya telah melihat NHS di Inggris mengambil langkah-langkah untuk mencocokkan klien dengan terapis yang dapat berhubungan dengan mereka dari pemahaman budaya tetapi lebih banyak yang harus dilakukan,” jelasnya.

 

Seorang juru bicara NHS mengatakan: "Pandemi telah menyoroti ketidaksetaraan kesehatan di seluruh negeri dan NHS sudah mengambil tindakan untuk meningkatkan pengalaman pasien dan akses ke layanan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement