Jumat 01 Apr 2022 19:45 WIB

Umat Islam di Timur Tengah Terpaksa Berhemat Jelang Ramadhan

Harga tinggi mempengaruhi dan merusak semangat Ramadhan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam / Red: Agung Sasongko
Ramadhan di Timur Tengah
Foto: AP Photo
Ramadhan di Timur Tengah

IHRAM.CO.ID, GAZA --  Dari Libanon, Palestina, Tunisia hingga Somalia, umat Islam yang biasanya berbuka puasa subuh dengan makanan keluarga yang spesial. Tapi kini mereka berjuang untuk mendapatkan makanan, bahkan untuk kebutuhan pokok yang paling mendasar sekalipun karena melonjaknya harga makanan dan bahan bakar.

"Harga tinggi mempengaruhi dan merusak semangat Ramadhan," kata Sabah Fatoum, seorang penduduk Jalur Gaza yang diblokade Israel, di mana harga barang-barang konsumen telah naik hingga 11 persen dilansir dari The New Arab, Kamis (31/3/2022).

Baca Juga

"Kami mendengar bahwa harga akan naik lebih banyak lagi, itu menjadi beban bagi orang-orang," kata pria berusia 45 tahun itu kepada AFP menjelang bulan suci yang dimulai akhir pekan ini dengan penampakan bulan sabit.

Rusia dan Ukraina adalah daerah penghasil biji-bijian yang luas yang merupakan salah satu lumbung pangan utama dunia. Keduanya menyumbang sebagian besar ekspor dunia dalam beberapa komoditas utama seperti gandum, minyak sayur, dan jagung.

Gangguan arus ekspor akibat invasi Rusia dan sanksi internasional telah memicu kekhawatiran akan krisis kelaparan global, terutama di Timur Tengah dan Afrika, di mana efek sampingnya sudah mulai terasa.

Korban paling terlihat di negara-negara seperti Yaman, negara termiskin di dunia Arab, di mana perang yang menghancurkan sejak 2014 telah memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Harga pangan di sana telah berlipat ganda sejak tahun lalu dan fakta bahwa Ukraina memasok hampir sepertiga dari impor gandum Yaman telah meningkatkan kekhawatiran akan kelaparan yang semakin dalam.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement