IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dikutip dalam buku 40 kisah akhir hidup kezaliman makhluk-makhluk Allah yang disadur oleh Kaserun AS Rahman dari sejumlah kitab diantaranya Al Jaza' min Jinsil 'Amal karya Sayyid Husein Affani, Al Qashshah wa Ibrar karya Syekh Abdullah Yusuf Ajlan, As Silsilah ash Shahihah karya Syekh Muhammad Nasiruddin al Albani, At Tahdzir min Su'il Khatimah karya As Subhani dan 100 Qishshah min Nihayah Azh Zhalimin karya Hani al Hajj, disebutkan bahwa Raja Namrud adalah salah satu dari empat raja yang paling luas kekuasaannya sepanjang sejarah manusia.
Nabi Sulaiman bin Dawud dan raja Dzul Qarnain adalah dua orang raja yang bertauhid dan memiliki kekuasaan yang luas. Sedang dua raja lainnya adalah Namrud dan Bakhtanshir, keduanya merupakan raja yang zalim.
Zaid bin Aslam menyebut bahwa diktator pertama yang ada di atas bumi adalah raja Namrud. Bahkan Namrud mengaku sebagai Tuhan, karenanya Namrud menyuruh semua manusia tunduk dan menyembahnya.
Dengan kekuasaannya, Namrud akan dengan mudah menjatuhkan hukuman mati atau membunuh siapa saja orang yang dikehendakinya, dan membebaskan hidup orang-orang yang dikehendakinya. Sebab itu Namrud berkata bahwa dirinya yang dapat menghidupkan dan mematikan. Karena itu pula Namrud merasa memiliki kekuatan dan kekuasaan yang sama seperti Tuhan yang disembah Nabi Ibrahim. Yakni dapat menghidupkan dan mematikan.
Tetapi dalam sebuah perdebatan dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam, Namrud yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan tidak bisa berkutik mendengar pertanyaan nabi Ibrahim. Pada satu waktu, Namrud bertemu dengan nabi Ibrahim. Namrud melontarkan pertanyaan pada Nabi Ibrahim tentang siapa Tuhan yang disembah nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim menjawab bahwa Tuhannya adalah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Tetapi Namrud merasa bahwa dirinya juga bisa atau memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk menentukan hidup dan mati seseorang. Dengan kekuasaannya ia dapat memutuskan seseorang mendapat hukuman mati atau dibebaskan sehingga hidup. Karena itu pula Namrud mengatakan pada Nabi Ibrahim, bahwa dirinya lah yang menghidupkan dan mematikan.
Nabi Ibrahim kembali menimpali raja Namrud dengan sebuah pernyataan yang sangat cerdas. Nabi Ibrahim kembali menjelaskan tentang dzat Allah SWT. Nabi Ibrahim menjelaskan bahwa Tuhan yang disembahnya adalah yang telah menerbitkan matahari dari timur. Dan seketika itu juga, Nabi Ibrahim menentang Namrud yang mengaku sebagai Tuhan untuk menerbitkan matahari dari barat. Namrud pun tidak bisa berkutik. Ia tak bisa menjawab dengan jawaban yang masuk akal.
Tentang perdebatan Namrud dan nabi Ibrahim ini diabadikan dalam Alquran surat Al Baqarah.
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ أَنْ آتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ ۖ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Alquran suart Al Baqarah ayat 258).