IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran penyakit mental dianggap oleh masyarakat Yahudi-Kristen sebagai 'hukuman dewa', sementara dokter Muslim awal, mereka menjadikannya cabang khusus kedokteran dan menyebutnya pengobatan jiwa atau penyembuhan hati.
Dilansir dari laman About Islam pada Sabtu (14/5), Dokter Muslim abad pertengahan tertarik pada semua cabang kedokteran, termasuk psikologi. Pada fase awal pengobatan Islam, psikologi termasuk dalam kedokteran umum.
Setelah itu, para tabib Muslim mengklasifikasikannya sebagai cabang tersendiri dalam kedokteran. Para dokter Muslim menulis tentang banyak penyakit mental seperti kecemasan, depresi, melankolis, epilepsi, skizofrenia, paranoia, pelupa, gangguan seksual, delusi penganiayaan dan gangguan obsesif-kompulsif di antara penyakit mental lainnya.
Merekalah yang pertama menambahkan 'gangguan psikosomatis' ke dalam kosakata sejarah psikologi. Mereka juga percaya bahwa penyakit mental disebabkan oleh ketidakseimbangan kimia yang mempengaruhi otak.
Menurut syariat Islam, seorang Muslim yang beriman harus bersikap baik kepada orang yang sakit jiwa dan memperlakukan mereka dengan baik. Banyak rumah sakit didirikan pada awal era Islam abad pertengahan.
Ide ini dimulai pada masa Nabi Muhammad ﷺ, di mana rumah sakit pertama dibangun di Masjid Nabawi di Al-Madinah. Rumah sakit Islam dengan tujuan tunggal pertama dibangun pada abad ke-9, pada masa pemerintahan khalifah Abbasiyah Harun ar-Rasyid di Baghdad, Irak.
Orang-orang Muslim menyebutnya sebagai Bimaristan, sebuah kata Persia yang berarti rumah di mana orang sakit disambut dan dirawat oleh staf yang berkualitas. Dokter dan perawat memiliki kewajiban untuk merawat semua pasien, tanpa memandang agama, ras, kewarganegaraan, atau jenis kelamin mereka. Bimaristan diperlukan untuk mendukung semua pasien sampai mereka pulih sepenuhnya.