IHRAM.CO.ID, Oleh Ali Yusuf / Wartawan Republika dari Arab Saudi
MAKKAH--Tepat pukul 12.04 WAS bis yang ditumpangi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bidang kesehatan berhenti di rest ares Khuwais. Bis ini mulai bergerak dari Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah menuju KKHI Madinah pukul 09.30 WAS.
Rasa panas menyengat saat Republika turun dari bis yang ditumpangi. Demi menghindari heat stroke atau sengatan matahari, Republika kembali masuk kedalam bis untuk mengambil alat pelindung diri (APD) seperti masker, kaca mata dan juga penutup kepala model topi rimba.
Selain menggunakan topi rimba juga menutupi kepala dengan sejadah. Lebarnya sejadah ini terasa nyaman dipakai karena bisa mentupi semua bagian tangan.
Saat mencoba membuka sajadah yang menutupi kepala, baru terasa sengatan panas matahari seakan mengiris-ngiris kulit tangan yang terbuka. Untuk meredam rasa panas, langsung menyiramkan air ke bagian tangan dan muka. Sejuk terasa setelah kulit yang terasa dibakar ini disiram air.
Namun rasa itu cepat hilang setelah lama berada area terbuka, bibir terasa tebal dan kering. Pada perjalanan ini, Republika menggunakan kaos lengan pendek, tujuannya untuk merasakan langsung seperti apa rasanya terpapar matahari secara langsung.
Ternyata benar apa yang diinformasikan petugas kesehatan haji, kulit terasa terbakar, kepala mulai pusing dan mual-mual.
Namun keadaan ini dimanfaatkan oleh Koordinator Emergency Medical Team (EMT) PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan dr Erwinsyah untuk memberikan pesan-pesan kesehatan.
"Panas-panas seperti ini bagus promosi kesehatan," katanya.
Erwinsyah mengatakan, suhu panas di kisaran 43-46 derajat dengan kelembaban rendah, bisa membuat jamaah terserang dehidrasi. Bahkan jamaah bisa sampai heat exhaustion, bibir pecah-pecah, kulit kering dengan rasa perih yang hebat.
Untuk mengurangi risiko tersebut, jamaah bis melakukan beberapa hal di bawah ini:
1. Jika bus berhenti di rest area jamaah disarankan turun untuk melakukan peregangan dan menggerak-gerakan anggota badannya.
2. Segera ke kamar kecil saat bus berada di rest area
3. Selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) saat berada diruang terbuka, seperti topi, payung, kacamata, masker dan lain-lainnya.
4. Menyemprot bagian tubuh yang terbuka dengan air setiap 15-30 menit saat berada diruang terbuka dengan suhu tinggi.
5. Sering minum, jangan tunggu haus.
Dia berharap, jamaah dapat memahami serta melaksanakan anjuran kesehatan tersebut. Sehingga perjalanan dari Madinah ke Makkah bisa berjalan lancar dan tanpa gangguan kesehatan yang berarti.
Erwinsyah mengatakan, setelah jamaah gelombang 1 melaksanakan ibadah Arbain selama kurang lebih 8-9 hari di Madinah, mereka akan bergeser menuju Makkah melalui perjalanan darat yang menempuh jarak sekitar 500 km dengan waktu tempuh sekitar 6-8 jam.
Sebelumnya jamaah haji Indonesia pemberangkatan gelombang satu akan berihram di hotelnya dan mengambil miqot di Bir Ali (zulhulaifah). Selama menempuh perjalanan darat ini, bus jamaah akan singgah di rest area untuk mengisi bahan bakar, jamaah akan singgah sholat, ke kamar kecil dan beristirahat sejenak.
Menurutnya, beberapa kondisi lingkungan yang menjadi ancaman bagi kesehatan jamaah antara lain, kelelahan dan pegal-pegal, kram akibat perjalanan jauh dan panjang, jamaah duduk terlalu lama.
"Jamaah mengalami gangguan buang air kecil karena menahan kencing lama," katanya.