IHRAM.CO.ID, Oleh Achmad Syalabi Ichsan dari Madinah, Arab Saudi
MADINAH -- Demi masuk ke jalur masuk Raudhah, seorang jamaah haji Indonesia melompati pagar barikade yang sudah dipasang pihak otoritas Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Abdurrahman Achmad Al Anshari, seorang anggota PPIH Arab Saudi yang bertugas di Sektor Khusus Masjid Nabawi, mengungkapkan, peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (7/6/2022) sekitar pukul tiga dini hari Waktu Arab Saudi. Menurut dia, seorang jamaah haji asal Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) melapor kepada petugas PPIH di Pos 1 Pagar 332 bahwa handphonenya disita Askar Masjid Nabawi.
Abdurrahman yang sedang bertugas di pos tersebut diminta untuk menangani kasus yang menimpa jamaah itu. "Karena saya yang kebetulan bisa bahasa Arab maka saya yang diminta untuk kesana. Padahal ketika itu sudah mau ganti shift,"ujar Abdurrahman yang merupakan mahasiswa Indonesia di salah satu universitas di Madinah saat berjaga di Pos 1, Rabu (8/6/2022).
Abdurrahman lantas menemani jamaah tersebut untuk menghadap Askar. Saat ditanya soal handphone yang disita jamaah itu, seorang Askar bersama dengan komandannya mengungkapkan, jamaah tersebut melompati pagar barikade masjid. Setelah mendapatkan penjelasan dari Abdurrahman, Askar tersebut akhirnya mengembalikan handphone yang sempat disita."Dua Askar bilang dia melompat. Dia langsung ditahan kemudian handphonenya disita,"tambah Abdurrachman.
Sekretaris Sektor Khusus Masjid Nabawi PPIH Arab Saudi Jasarudin menjelaskan, perbuatan jamaah tersebut membahayakan diri sendiri. Terlebih, jamaah itu mencoba melawan arus jamaah yang hendak keluar dari Raudhah. Untungnya, ujar dia, jamaah itu langsung diamankan oleh Askar.
Jasarudin pun mengimbau agar jamaah tidak memaksakan diri ke Raudhah. Terlebih, pihak Arab Saudi sudah memberlakukan ketentuan agar jamaah yang hendak berkunjung membawa tasrekh atau surat yang didapatkan dari kantor misi haji. Jika belum memiliki surat tasrekh, jamaah bisa mengisi aplikasi Eatmarna yang sudah tersedia di playstore. Meskipun, ujar dia, penerapan di lapangan memang kerap berbeda mengingat Askar kerap tidak konsisten dalam memberlakukan ketentuan tersebut.
"Intinya jangan memaksakan diri untuk masuk ke Raudhah. Kalau sudah ditutup ya jangan dipaksakan," kata dia.