Jumat 10 Jun 2022 14:51 WIB

Cara Mengatasi Sumbatan Pembuluh Darah Pada Jamaah Haji

Penyumbatan pembuluh darah jamaah haji terjadi akibat penerbangan lama.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Cara Mengatasi Sumbatan Pembuluh Darah Pada Jamaah Haji. Foto:  dr Muhammad Mansyur Madjid dokter spesialis penyakit dalam, saat melakukan pemeriksaan saat visitasi jamaah haji SOC 6, Jumat (10/6).
Foto: Republika/Ali Yusuf
Cara Mengatasi Sumbatan Pembuluh Darah Pada Jamaah Haji. Foto: dr Muhammad Mansyur Madjid dokter spesialis penyakit dalam, saat melakukan pemeriksaan saat visitasi jamaah haji SOC 6, Jumat (10/6).

IHRAM.CO.ID,MADINAH—Tim visitasi Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah menemukan jamaah dengan kasus kaki bengkak atau lebih dikenal sumbatan pembuluh darah vena dalam (Deep Vein Thrombosis). Kasus ini ditemukan tim visitasi sektor satu Hotel Grand Plaza pada Rabu (8/6/2022) sehari setelah jamaah tiba di Madinah.

“Pada saat kami melakukan visitasi di sektor satu, kami menemukan jamaah tersebut mengeluh kakinya bengkak disertai dengan nyeri,” kata dr Muhammad Mansyur Madjid dokter spesialis penyakit dalam, saat menyampaikan hasil visitasi kepada Republika, Jumat (10/6/2022).

Baca Juga

Muhammad Mansyur Madjid menerangkan, dari hasil pemeriksaan, jamaah tersebut menderita penyakit sumbatan pembuluh darah vena dalam (Deep Vein Thrombosis), sehingga perlu dilakukan penanganan lebih cepat. Untuk itu, tim visitasi memutuskan merujuk jamaah yang bersangkutan ke KKHI Madinah untuk penanganan lebih lanjut.

“Tujuannya agar jamaah segera mendapatkan penanganan yang lebih cepat dan tepat,” katanya.

Muhammad Mansyur Madjid menyampaikan, penyakit ini sering ditemukan pada jamaah haji Indonesia, akibat penerbangan yang terlalu lama dan tidak melakukan peregangan atau minim gerakan selama dalam penerbang. Sehingga mudah terbentuk trombus atau gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah vena di kaki.

Oleh karena itu, dia menyarankan, tenaga kesehatan haji (TKH) kolter untuk membimbingan jamaah haji, melakukan gerakan-gerakan tertentu, secara serempak di dalam pesawat. Gerakan ini dapat dilakukan dua sampai tiga jam setelah pesawat lepas landas.

“Lakukan gerakan ini minimal dua kali selama penerbangan selama lima sampai sepuluh menit,” katanya.

Selain itu jamaah juga disarankan banyak minum air putih, makan yang cukup dan jangan takut ke toilet. Banyak jamaah malas ke toilet karena tidak tahu cara menggunakannya dan tidak biasa istinja tanpa air.

“Inilah yang membuat jamaah takut makan dan minum selama penerbangan yang menyebabkan jamaah kurang bergerak (immobilisasi),” katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement