IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi (BRIN) mengumumkan akan ada tiga fenomena langka antariksa yang terjadi mulai 14 Juni hingga 14 Juli. Tiga fenomena itu adalah Purnama Stroberi Super (Fill Strawberry Supermoon), Bulan Baru Stroberi Mikro (New Strawberry Supermoon), dan Purnama Rusa Super (Full Buck Supermoon).
Purnama Stroberi Super merupakan purnama yang terjadi pada bulan Juni. Sedangkan Purnama Rusa Super adalah purnama yang terjadi pada bulan Juli. Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang mengatakan untuk Bulan Baru Stroberi Mikro tidak dapat disaksikan sebelum matahari terbit. Sebab, terbitnya lebih lambat dibandingkan matahari dan permukaan bulan yang menghadap bumi tidak terkena cahaya matahari sehingga tampak gelap.
Untuk menyaksikan Purnama Stroberi Super dan Purnama Rusa Super, bisa dilihat dengan mata telanjang. “Masyarakat cukup mengarahkan pandangan sesuai arah terbit hingga terbenamnya bulan pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Fenomena ini bisa diamati tanpa perlu bantuan alat optik apa pun, kecuali ingin mengabdikannya dalam bentuk foto atau video,” kata Andi dalam keterangan tertulis, Senin (13/6/2022).
Purnama Stroberi Super akan terjadi pada 14 Juni 2022, pukul 18.51 WIB/ 19.51 WITA/ 20.51 WIT, pada jarak 357.368 km. Sedangkan Bulan Baru Stroberi Mikro akan terjadi pada 29 Juni 2022, pukul 09.52 WIB/ 10.52 WITA/ 11.52 WIT, pada jarak 406.569 km. Lalu, Purnama Rusa Super akan terjadi pada 14 Juli 2022, pukul 01.57 WIB/ 02.57 WITA/ 03.57 WIT, pada jarak 357.418 km.
Andi menyebut purnama tahun ini istimewa karena bertepatan dengan Bulan Purnama Super (Full Supermoon) atau disebut Purnama Perige (Perigeal Full Moon). Selain itu, Bula Baru Stroberi bertepatan dengan Bulan Baru Mikro (New Micromoon) atau Bulan Baru Apoge (Apogeal New Moon).
“Kali ini, Bulan Baru Mikro diapit oleh dua Bulan Purnama Super yang terjadi pada dua bulan berturut-turut. Fenomena ini terakhir terjadi pada tahun 2004 dan 2013. Bisa dikatakan, fenomena ini terjadi setiap sembilan tahun sekali. Nantinya akan kembali terjadi pada tahun 2031 dan 2040,” ujarnya.