Rabu 15 Jun 2022 05:38 WIB

Menjaga Kesehatan Jantung dan Paru Bagi Jamaah Haji Saat di Tanah Suci

Kesehatan jantung dan paru jamaah haji harus dijaga saat di Tanah Suci.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Menjaga Kesehatan Jantung Bagi Jamaah Haji Saat di Tanah Suci. Foto ilustrasi:  Tetap bermasker: Jamaah haji Indonesia gelombang 1 usai menunaikan ibadah sholat Zuhur berjamaah di Masjid Nabawi, Selasa (14/6/2022). Jamaah tetap mengenakan masker demi mencegah penularan virus Covid-19 meski  tidak ada kewajiban dari pihak Arab Saudi untuk bermasker selama menjalankan ibadah.
Foto:

Tips menjaga paru tetap sehat saat haji

Sementara, sesak nafas sering terjadi pada jamaah haji yang mempunyai penyakit bawaan asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). dr Sukarti spesialis Paru di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, mengatakan, penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut.

Pertama, jamaah haji harus menggunakan masker saat keluar pondokan dan berada saat dalam kerumunan. Sebaiknya ganti masker enam jam sekali, pergantian masker ini bisa disesuaikan dengan jenis maskernya.

“Misalnya masker medis diganti setelah enam jam dipakai atau ganti jika sudah terlihat kotor,” kata Sukarti, saat menyampaikan tips haji sehat, Senin (13/6/2022).

Kedua mengurangi aktivitas jangan sampai kelelahan. Misalnya jamaah tidak perlu memaksakan diri ikut kegiatan yang  menguras energi seperti ziarah, dan mengejar arbain.

Ketiga, gunakan obat sesuai anjuran dokter. Terutama obat pengontrol dan pelega, makan teratur.

“Penyakit ini bisa kambuh karena terinfeksi virus atau bakteri, kelelahan, penggunaan obat yang tidak teratur. Dan juga bisa karena stres,” kata dr  

Dr Karti menyarankan jamaah yang memiliki penyakit paru untuk berhenti merokok dan jauhi asap rokok.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement