Senin 20 Jun 2022 09:06 WIB

Pengurusan Visa 32 Kloter Jamaah Haji Indonesia Dikebut  

Target visa jamaah haji kelar 10 hari pemberangkatan terakhir

Ilustrasi paspor jamaah haji Indonesia. Target visa jamaah haji kelar 10 hari pemberangkatan terakhir
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi paspor jamaah haji Indonesia. Target visa jamaah haji kelar 10 hari pemberangkatan terakhir

Oleh Syalaby Ichsan, dari Madinah Arab Saudi 

IHRAM.CO.ID, MADINAH – Pemerintah menargetkan visa semua jamaah haji bisa selesai pada sepuluh hari sebelum pemberangkatan jamaah terakhir ke Tanah Suci. 

Baca Juga

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Ditjen PHU Kemenag Subhan Cholid menjelaskan, pihaknya masih memiliki waktu hingga 24 Dzulqadah 1443 H/24 Juni 2022.

"Masih ada empat hari ke depan kita selesaikan. Insya Allah kita selesaikan,"ujar Subhan saat diwawancarai Tim MCH di Kantor Daker Madinah, di kawasan Al Mashani, Madinah, Arab Saudi, Ahad (19/6/2022) WAS.

Menurut Subhan, ada sekitar 32 kloter jamaah yang belum memiliki visa haji. Dia menjelaskan, pemberangkatan terakhir jamaah yakni pada 4 Dzulhijjah atau 3 Juli 2022 sehingga waktu yang tersisa akan dioptimalkan untuk mendapatkan nomor visa.

Dia menjelaskan, ada berbagai dinamika penyelesaian visa yang dihadapi oleh pemerintah. Salah satu diantaranya yakni adanya penggabungan beberapa kloter pada waktu-waktu terakhir. "Mengkonfigurasi gabungan ini yang kemudian para kabid harus sesuaikan dulu baru upload data. Kita target selesai H-10 jadi seluruh pengkloteran bisa selesai," ujar dia.

Menurut Subhan, waktu sepuluh hari dibutuhkan untuk menghindari permasalahan dalam jadwal penerbangan jamaah. Jika waktunya terlalu mepet, dia mengungkapkan, bisa jadi jamaah yang harus terbang besok tetapi visanya belum keluar. Sebaliknya, jelas dia, jamaah yang memiliki jadwal penerbangan terakhir visanya justru sudah keluar. "Ini dilapangannya akan lebih ruwet," jelas dia.

Selain itu, Subhan menjelaskan, terjadi beberapa kasus kekeliruan saat menginput data jamaah di sstem robotik dari e-haj milik Pemerintah Arab Saudi. Salah satu kendalanya, ujar dia, banyak foto yang tidak sesuai dengan nama. "(Kekeliruan) Speling itu juga banyak. Setiap hari kita temukan tapi Alhamdulillah hari itu juga diperbaiki," ujar dia.

Menurut Subhan, kasus serupa juga terjadi pada musim haji 2019. Hanya saja, musim haji yang terjadi sebelum pandemi tersebut lebih rumit mengingat jamaahnya mencapai 230 ribu orang. Hanya saja, dia menjelaskan, input musim haji tahun ini memang lebih rumit. 

"Item yang harus di entri ke e-haj bertambah. Sekarang lebih banyak mulai pemberangkatan jamaah dari Madinah ke Makkah, bus shalawat dan sebagainya," ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement