IHRAM.CO.ID, Pada surat An Naml ayat 44:
قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الصَّرْحَ ۖ فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَا ۚ قَالَ إِنَّهُ صَرْحٌ مُمَرَّدٌ مِنْ قَوَارِيرَ ۗ قَالَتْ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca". Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam". (Alquran surat An Naml ayat 44).
Pakar tafsir Alquran yang juga pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran menjelaskan Saba adalah sebuah tempat di daerah Yaman. Kala itu negeri Saba terkenal sebagai negeri yang kaya dengan potensi alamnya. Negeri itu dipimpin oleh seorang ratu, banyak riwayat menyebutkan bahwa nama ratunya adalah Balqis atau disebut ratu Saba.
Ia memiliki kekuasaan yang sangat luas. Ratu Saba adalah seorang wanita yang cantik, cerdas dan mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari rakyatnya. Di bawah kepemimpinannya, rakyat negeri Saba hidup sejahtera. Ustaz Syahrullah menjelaskan ratu Saba telah mengetahui bahwa nabi Sulaiman bukan saja seorang raja. Melainkan juga sebagai utusan Allah SWT yang memiliki kekuasaan sangat luas bahkan manusia dan jin tunduk padanya.
Setelah ratu Saba mendapatkan surat dari nabi Sulaiman yang dibawa burung hudhud (isinya adalah seruan nabi Sulaiman agar ratu Saba tidak sombong dan agar menjadi seorang Muslim sebagaimana dapat dilihat pada Alquran surat An Naml ayat 30-31) ratu Saba pun mengadakan pertemuan dengan para penasehat dan pembesar di kerajaannya. Ratu Saba meminta pertimbangan kepada para pembesarnya berkaitan dengan sikap kerajaannya pada seruan nabi Sulaiman (lihat surat An Naml ayat 32). Menurut ustaz Syahrullah hal tersebut menunjukan bahwa ratu Saba adalah pemimpin yang memiliki kecerdasan diplomatis dan demokratis sehingga tetap meminta pendapat orang-orang disekitarnya sebelum mengambil keputusan.
Kemudian dalam pertemuan tersebut, terdapat pembesar atau penasehat kerajaan yang menyarankan untuk melawan kerajaan nabi Sulaiman. Tetapi ratu Saba menyadari bahwa kerajaan nabi Sulaiman memiliki pasukan yang jauh lebih besar dan kuat. Ratu Saba khawatir bila melakukan agresi ke kerajaan nabi Sulaiman akan mengalami kekalahan. Ungkapan ketakutan ratu Saba itu juga diabadikan Alquran pada surat An Naml ayat 34.
Akhirnya ratu Saba memilih jalur diplomasi. Ratu Saba mengirimkan utusannya ke kerajaan nabi Sulaiman. Utusan ratu Saba itu membawakan hadiah bagi nabi Sulaiman. Setibanya utusan itu di kerajaan nabi Sulaiman, nabi Sulaiman merespon utusan ratu Saba yang membawa hadiah itu dengan mengatakan bahwa anugerah Allah yang diberikan kepadanya lebih baik (lihat Alquran surat An Naml ayat 35-36).
"Sebetulnya (hadiah ini) juga sebagai ujian dari ratu Saba pada nabi Sulaiman. Apakah nabi Sulaiman itu benar-benar nabi atau hanya seorang raja yang haus harta. Ternyata nabi Sulaiman tak silau dengan harta hadiah ratu Saba. Karena karunia yang diberikan Allah padanya itu jauh lebih besar ketimbang manusia lainnya," kata ustaz Syahrullah saat mengisi program mengaji kitab Min Wahyil Quran karya Syekh Yasin Muhammad Yahya di Masjid Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran beberapa hari lalu.