Selasa 05 Jul 2022 18:31 WIB

Mayoritas Pasien di KKHI Enggan Dirujuk ke RSAS

Ada kesan ketidakseriusan pihak Rumah Sakit Saudi dalam mengurus jamaah haji

Rep: A Syalaby Icshan/ Red: Agung Sasongko
KH Wazir Ali (kanan) membimbing jamaah yang hendak dievakuasi ke Makkah untuk berniat umrah Istirath di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, Senin (27/6).
Foto: Republika/Achmad Syalaby Ichsan
KH Wazir Ali (kanan) membimbing jamaah yang hendak dievakuasi ke Makkah untuk berniat umrah Istirath di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, Senin (27/6).

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Mayoritas jamaah haji Indonesia yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dilaporkan enggan dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Budi Sylvana menjelaskan,  layanan RSAS terbilang minim sehingga membuat jamaah ingin menjalani perawatan di KKHI. 

“100 Persen jamaah menyampaikan ijinkan kami dirawat oleh orang Indonesia,” jelas Budi saat mengikuti rapat koordinasi dengan jajaran Amirul Hajj, Kementerian Agama, dan DPR RI di Makkah, Arab Saudi, Selasa (5/7). 

Baca Juga

Dia menjelaskan, ada kesan ada ketidakseriusan pihak Rumah Sakit Saudi dalam mengurus jamaah haji. Dia mencontohkan, pernah ada salah satu jamaah yang mengalami penurunan kesadaran. Sayangnya, ujar Budi, petugas rumah sakit seakan santai dengan pasien tersebut. 

Karena itu, Budi mengungkapkan, pihaknya berupaya untuk menyediakan dokter yang siap untuk melakukan tindakan medis terhadap pasien.  Budi menjelaskan, para tenaga medis termasuk dokter spesialis yang ada di KKHI lebih mumpuni ketimbang di RSAS.  “Kita melakukan operasi di KKHI karena itu KKHI jadi serasa rumah sakit,”ujar dia. 

 

Berdasarkan data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag), ada 118 jamaah yang mendapatkan rawat inap di Makkah. Sebanyak 94 pasien dirawat di KKHI sementara 24 lainnya dirawat di RSAS. 

Sebelumnya, Anggota Komisi 8 Iskan Qobla Lubis meminta agar Pemerintah RI membangun rumah sakit baik di Makkah maupun di Madinah. Menurut Iskan, kapasitas klinik  sudah tidak cukup untuk merawat jamaah yang sedang sakit selama berada di Tanah Suci. 

Dengan keberadaan rumah sakit, dia menjelaskan, jamaah haji Indonesia akan mendapatkan pelayanan kesehatan lebih optimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement