Kamis 07 Jul 2022 16:07 WIB

Panduan Weqaya Saat Jamaah Haji Terinfeksi Covid-19 dan Cara Menghindarinya

Penyakit pernapasan adalah salah satu penyakit yang paling umum selama musim haji.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah haji berdoa di depan bukit berbatu yang dikenal sebagai Gunung Rahmat, di Dataran Arafat, selama ziarah haji tahunan, dekat kota suci Makkah, Arab Saudi, Senin, 19 Juli 2021. Panduan Weqaya Saat Jamaah Haji Terinfeksi Covid-19 dan Cara Menghindarinya
Foto: AP/Amr Nabil
Jamaah haji berdoa di depan bukit berbatu yang dikenal sebagai Gunung Rahmat, di Dataran Arafat, selama ziarah haji tahunan, dekat kota suci Makkah, Arab Saudi, Senin, 19 Juli 2021. Panduan Weqaya Saat Jamaah Haji Terinfeksi Covid-19 dan Cara Menghindarinya

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Otoritas Kesehatan Masyarakat (Weqaya) Arab Saudi mengungkapkan perilaku yang harus dipatuhi jamaah jika mereka positif terinfeksi Covid-19 selama menjalankan ritual haji. Weqaya menekankan jamaah harus mematuhi isolasi dan mengikuti instruksi yang dikeluarkan terkait hal ini. 

 

Baca Juga

“Jamaah haji harus segera berkonsultasi dengan dokter, terutama dalam mengonsumsi obat-obatan yang mengurangi batuk atau sakit tenggorokan,” kata Weqaya, dilansir dari Saudi Gazette, Kamis (7/7/2022).

 

Weqaya memperingatkan untuk tidak menggunakan antibiotik tanpa resep. Weqaya juga mengeluarkan beberapa tips umum menjaga kesehatan jamaah haji serta terhindar dari infeksi penyakit pernapasan. 

 

“Penyakit pernapasan adalah salah satu penyakit yang paling umum selama musim haji, dan ini termasuk flu musiman dan infeksi corona,” kata Weqaya, 

 

Weqaya mencatat penyebab utama penularan dari satu orang ke orang lain adalah melalui percikan batuk atau bersin. “Jamaah haji harus mematuhi beberapa tindakan pencegahan umum untuk membatasi penyebaran infeksi virus Covid-19, sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), dan virus influenza musiman,” kata Weqaya.

Jamaah haji harus mencuci tangan dengan sabun dan air atau mendisinfeksi dengan gel alkohol jika tidak menemukan tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Lamanya waktu mencuci tangan tidak boleh kurang dari 40 detik dan sterilisasi tangan tidak boleh kurang dari 20 detik. 

Weqaya juga menambahkan, penting bagi jamaah haji untuk jeli menjaga penggunaan masker dan menghindari menyentuh mata, mulut atau hidung, serta memperhatikan menjaga kebersihan diri setiap saat. Menjaga jarak yang cukup dari orang lain sebanyak mungkin, terutama di tempat-tempat ramai, dan menghindari mendekati orang yang terinfeksi, akan berkontribusi secara signifikan membatasi penyebaran virus.

Selain itu, juga diperingatkan untuk menggunakan tisu saat batuk dan bersin, lalu membuangnya di tempat yang telah ditentukan. Jika mengalami gejala penyakit pernapasan, Weqaya mengimbau jamaah haji agar memakai masker dengan benar dan tidak melepasnya agar tidak merugikan orang lain.

Ia juga mencatat penting untuk tidak menggunakan alat orang lain atau berbagi alat mereka dengan orang lain. “Masker harus menutupi hidung, mulut, dan dagu, serta wajib diganti secara berkala atau bila kotor atau basah, serta tidak membuang masker di tempat selain yang telah ditentukan,” kata Weqaya.

Weqaya menunjukkan peziarah harus memakai masker setiap saat di semua tempat dan fasilitas suci, baik tertutup atau terbuka, dan selama mereka melakukan ritual haji, yang meliputi tempat berkumpul dan keramaian di dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, dan selama tawaf, sa'i dan melempar jumrah di Jamarat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement