IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji membawa perbekalan berupa makanan ringan seperti roti dan kurma selama puncak haji di Arafah, Muzdhalifah dan Mina (Armuzna). "Persiapan baju ganti dua pasang, makanan kecil roti dan biskuit, kurma yang kira-kira cukup untuk lima hari," kata Rahmatiah, jamaah haji asal Bone yang tergabung dalam kloter 3 Embarkasi Makassar (UPG 3) di Makkah, Kamis (7/7/2022).
Jamaah sudah mengenakan pakaian ihram tampak membawa koper beroda ukuran kecil dan tas gendong menunggu bus yang disiapkan pihak maktab mengantarkan mereka dari hotel di Makkah menuju Arafah. Rahmatiah mengaku tahu jika mereka akan mendapatkan makanan berat selama puncak haji, jadi ia hanya membawa makanan ringan untuk camilan.
Selain makanan ringan, ibu tiga anak berusia 45 tahun itu juga membawa kacamata hitam dan payung sebagai antisipasi cuaca panas di Padang Arafah. Begitu juga dengan Alimuddin dari embarkasi yang sama, ia membawa pakaian, makanan ringan seperti mi instan, kurma dan tak lupa membawa kopi.
Alimuddin yang merupakan ketua regu rombongan dua di UPG 3 mengatakan sebelum berangkat mereka sudah diberikan kerikil untuk jumrah dari pihak maktab. "Di sana mungkin udara panas, kita harus siapkan payung, bawa semprot air, diharapkan bawa handuk kecil juga," katanya.
Ia juga sudah menyampaikan kepada anggota regunya agar tidak jalan sendiri-sendiri supaya tidak terpisah dan selalu memberitahu jika terjadi sesuatu. "Di Arafah banyak orang dan tendanya serupa, saya sampaikan kepada anggota regu agar tidak jalan sendiri-sendiri dan menyampaikan jika ada sesuatu," katanya.
Selain barang-barang pribadi dan makanan ringan, mereka juga dibekali dengan bimbingan ibadah untuk wukuf. Harapannya semua anggota regu tetap sehat dan dapat beribadah dengan lancar hingga menjadi haji mabrur.
Jamaah haji mulai bergerak ke Arafah pada Kamis pagi dan ditargetkan seluruhnya sudah di Arafah pada sore hari. Jamaah akan mabit dan esoknya pada Jumat (8/7/2022) melaksanakan wukuf di Arafah lalu bergerak ke Muzdhalifah setelah magrib untuk mabit dan mencari kerikil untuk jumrah. Selanjutnya sekitar tengah malam jamaah akan bergeser ke Mina untuk mabit (bermalam) untuk melempar jumrah sampai 12 Dzulhijjah bagi yang nafar awal dan 13 Dzulhijjah bagi yang nafar tsani.