Ahad 10 Jul 2022 20:31 WIB

Haji dan Ekonomi Saudi Usai Diterjang Badai Pandemi

Haji sebagai komponen kunci dari rencana untuk mendiversifikasi ekonomi Saudi 2020

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
jamaah haji tiba untuk melempar kerikil sebagai bagian dari simbol al-A
Foto:

Para ahli mengatakan, dengan harga minyak mentah yang berada di sekitar 100 dolar per barel, yang menghasilkan miliaran dolar per hari, manfaat ekonomi haji sangat kecil jika dibandingkan minyak. Tetapi potensi haji yang besar dan belum dimanfaatkan dapat membawa kekayaan yang signifikan bagi Kerajaan Saudi dalam jangka panjang. 

"Wisata religi di Arab Saudi mungkin tidak sebanding dengan kapasitas menghasilkan pendapatan dari sektor minyak dan gas, tetapi makna religius Makkah dan Madinah tidak akan pernah kering. Ini berfungsi sebagai pondasi penting untuk membangun sektor pariwisata Saudi yang lebih luas dan memasarkannya ke khalayak lokal, regional, dan internasional," kata Robert Mogielnicki, sarjana senior di Institut Negara Teluk Arab di Washington AS.

Menurut profesor di London School of Economics, Steffen Hertog, untuk memperluas potensi ekspansi, para peziarah dapat diberi insentif untuk memperpanjang perjalanan mereka di negara itu untuk mengunjungi tempat-tempat keagamaan lain atau sekaligus berwisata, terutama dalam melaksanakan ibadah umrah.

Menurut Indeks Kota Tujuan Global terbaru Mastercard, Kota Suci Makkah menarik 20 miliar dolar turis pada tahun 2018, kedua setelah Dubai. Sebelum pandemi, pendapatan haji diperkirakan rata-rata sekitar 30 miliar dolar per tahun.

 

Namun jumlah peziarah telah menyusut secara signifikan selama pandemi. Tetapi pemerintah Saudi menargetkan 30 juta peziarah pada 2030, yang menurut beberapa analis adalah angka yang ambisius.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement