Sementara, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak kaum muslimin menghidupkan kembali jiwa dan semangat berbagi. Inti dari ibadah kurban adalah ruh untuk rendah hati dan ikhlas mendermakan sebagian nikmat yang dimiliki, baik berupa ilmu, tenaga, akal pikiran hingga harta, yang semuanya diberikan dengan semangat pencerahan.
“Mereka yang punya ilmu tidak arogan dengan keilmuannya dan mau berbagi ilmu dalam usaha mencerdasaan dan mencerahkan akal budi umat dan bangsa sehingga ilmu itu menyinari jiwa, akal budi, alam pikiran dan menyinari tindakan,” ucap dia dalam keterangan tertulis.
Tak hanya itu, Haedar juga menitipkan pesan kepada siapapun yang memiliki akses dalam kekayaan, kekuasaan dan jabatan publik. Hendaklah pihak tersebut menggunakan kelebihan yang dimilikinya untuk semaksimal mungkin menebar kemaslahatan pada orang banyak.
“Kekuasaan bukan untuk kekuasaan, kekuasaan bukan untuk memupuk oligarki, kekuasaan apalagi jangan sampai disalahgunakan untuk korupsi dan segala bentuk penyimpangan kekuasaan,” lanjutnya.
Ia menyebut kekuasaan itu merupakan amanah, untuk berkhidmat baik dalam konteks membangun umat terbaik maupun bangsa yang unggul. Maka, kekuasaan yang mau berkorban adalah kekuasaan yang mampu mensejahterakan, mendamaikan, mempersatukan dan memajukan.
Tak hanya itu, ia juga mengingatkan akan kekuasaan yang menghindari segala bentuk penyalahgunaan wewenang, baik untuk diri sendiri, kroni, golongan, kelompok dan apapun bentuknya. Dengan demikian, amanat kekuasaan itu betul-betul dirasakan untuk umat banyak, termasuk untuk membela dan melindungi seluruh bangsa Indonesia.