IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Banyak orang merenungkan atau mempertanyakan ke mana kerikil itu pergi setelah jamaah haji selesai melemparkannya saat melakukan lempar jumrah di Mina, terutama dengan beberapa lantai fasilitas Jamarat. Kerikil jatuh dari tiga pilar dan memanjang hingga empat lantai di kedalaman hingga 15 meter.
Salah satu karyawan perusahaan Kedana E. Ahmed Al-Subhi mengungkapkan kepada Saudi Press Agency (SPA) bahwa proses penanganan lemparan batu dimulai pada hari pertama, kedua dan ketiga lempar jumrah segera setelah jamaah haji menyelesaikan ritual lempar jumrah.
Kerikil jatuh secara vertikal ke bawah dan mengendap di ruang bawah tanah fasilitas Jamarat. Kerikil berkumpul dalam kedalaman 15 meter di tiga pilar.
Setelah itu, sejumlah ban berjalan mengumpulkan batu-batu yang dilemparkan oleh para peziarah, kemudian proses pengayakan dan penyemprotan dengan air untuk menghilangkan debu dan kotoran yang menempel dimulai sebelum kerikil dipindahkan ke kendaraan. Kerikil akan disimpan dan ditangani setelah akhir musim haji.
Al-Subhi menyatakan berton-ton kerikil sudah diperkirakan pada musim haji sesuai dengan jumlah peziarah. Di sisi lain, sebagai bagian dari penataan dan penataan kerikil, Hadiyah-Haji dan Karunia Mu'tamer bekerja sama dengan Perusahaan Kedana pengembang utama Tempat Suci telah menerapkan inisiatif kualitatif untuk melayani para peziarah di situs Tanah Suci.
Dilansir Saudi Gazette, Senin (11/7/2022), organisasi tersebut menyediakan lebih dari 80 ribu kantong kerikil untuk dilemparkan ke Jamarat. Kantong berisi kerikil telah didistribusikan di 300 titik kontak untuk jamaah haji di rute jalan kaki di Muzdalifah, di samping fasilitas Jembatan Jamarat di Mina.
Inisiatif organisasi tersebut antara lain pembagian 83.411 kantong kerikil kepada para peziarah di Tempat Suci, atas kerja sama dan pengawasan langsung dari Perusahaan Kedana. Langkah ini bertujuan meringankan beban jamaah haji selama ritual mereka.