IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Seorang muslim perlu ingat bahwa segala sesuatu yang telah Allah SWT tetapkan itu adalah yang terbaik untuknya. Rasulullah SAW bersabda:
"Sungguh ajaib mukmin itu. Segala yang terjadi pada dirinya itu baik. Semua itu hanya ada pada diri orang yang beriman. Jika dia mendapatkan nikmat maka dia bersyukur dan itu baik baginya. Jika dia mendapatkan musibah maka dia sabar dan itu baik baginya." (HR Muslim)
Karena itu, seorang Muslim tidak perlu cemas dan jenuh. Jika dia ditimpa musibah dan dia tidak bersabar atas hal tersebut, maka ia akan kehilangan pahala yang telah disediakan Allah SWT khusus untuk orang-orang yang bersabar. Allah SWT berfirman, "Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas." (QS Az-Zumar ayat 10)
Dalam merespons musibah atau kesulitan, Rasulullah SAW telah memberi tuntunan kepada umatnya tentang bagaimana menghadapinya. Dari Abdullah bin Mas'ud, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Seseorang tidak akan mengalami kesulitan atau kesedihan. Kemudian beliau SAW bersabda,:
'Ya Allah, sesungguhnya aku ini hamba-Mu, anak hamba-Mu dan anak umat-Mu. Ubun-ubunku di tangan-Mu, berlalu dalam keputusan-Mu, yang adil dalam ketentuan-Mu. Aku mohon kepadamu dengan tiap-tiap nama yang menjadi milik-Mu dimana Engkau menyebut diri-Mu dengannya, atau Engkau menurunkannya dalam kitab-Mu atau Engkau menentukannya dalam ilmu ghaib di sisi-Mu, agar Engkau menjadikan Al-Qur’an penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penyibak kedukaannku dan penghapus kesusahanku.'
Kecuali Allah akan menghilangkan kesusahan dan duka citanya, dan Allah akan menggantikan pada tempatnya jalan keluar. Kemudian perawi menyampaikan bahwa dikatakan, "Wahai Rasulullah, apakah kami boleh mempelajarinya?" Rasulullah SAW bersabda, "Ya. Orang yang telah mendengar ini harus mempelajarinya." (HR Ahmad, dishahihkan Al-Albani)
Adapun teks bahasa Arab doa tersebut untuk dibaca, ialah:
اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي، وَجِلاءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي، إِلا أَذْهَبَ اللَّهُ هَمَّهُ وَحُزْنَهُ وَأَبْدَلَهُ مَكَانَهُ فَرَجًا