IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah AS mengumumkan tambahan 30 juta dolar (sekitar Rp 445,4 miliar) untuk membantu Pakistan pulih dari banjir bandang yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Pendanaan akan mengalir melalui Lembaga Pembangunan Internasional AS (USAID) ke mitra lokalnya di Pakistan.
"Amerika Serikat sangat sedih dengan hilangnya nyawa dan mata pencaharian yang menghancurkan di seluruh Pakistan. Kami mendukung Pakistan selama masa sulit ini," kata USAID dalam pernyataan tertulis.
USAID mengatakan bantuan itu akan memprioritaskan dukungan yang sangat dibutuhkan untuk makanan, nutrisi, uang tunai, air bersih, sanitasi dan kebersihan yang lebih baik, serta bantuan tempat tinggal.
Seorang spesialis manajemen bencana USAID tiba di Islamabad pada Senin (29/8) untuk menilai dampak banjir dan berkoordinasi dengan mitra lokal dalam upaya tanggapan bencana.
Pengumuman dari AS muncul setelah Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengeluarkan seruan untuk penggalangan 160 juta dolar (sekitar Rp2,4 triliun) untuk membantu Pakistan mengatasi bencana.
Guterres menggambarkan banjir baru-baru ini, yang telah menggenangi hampir separuh wilayah Pakistan, sebagai "bencana iklim".
Ia pun mencatat bahwa Asia Selatan adalah salah satu "titik panas krisis iklim" di dunia. Musim hujan paling merusak dalam sejarah Pakistan baru-baru ini ditambah dengan banjir yang mengamuk telah melanda lereng gunung, menyapu seluruh bangunan, dan membanjiri lebih dari 70 distrik, hingga mengubahnya menjadi sungai pedalaman.
Hampir 1.200 orang telah kehilangan nyawa mereka, sementara lebih dari satu juta rumah telah hancur atau rusak sejak pertengahan Juni, menurut Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan.
Hujan terus-menerus dan banjir yang mengamuk juga telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur negara dan lahan pertanian, termasuk ratusan jalan dan jembatan, dan menghanyutkan hampir satu juta hewan.