IHRAM.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pada hari terakhir, Rabu (7/9/2022), Mukernas Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (Amphuri) mengkaji soal ketersediaan tiket pesawat dan vaksinasi booster terhadap membeludaknya jamaah yang akan berangkat umroh ke Tanah Suci.
Ketua Umum DPP Amphuri, Firman M Nur, mengatakan setelah tutup 100 persen biro perjalanan haji dan umroh karena pandemi dua tahun terakhir, namun sejak dibuka lagi pada 1 Muharram 1444 antusiasme masyarakat berumroh meningkat tajam sampai dikeluarkan visa 127.900-an jamaah.
“Namun, terjadi beberapa kendala. Inilah tema yang menjadi kajian kami dalam mukernas sekarang. Kami harus mencari simplifikasi dan relaksasi didalam kebijakan dalam negeri, yang terkesan agak menyulitkan jamaah melaksanakan ibadah sesuai dengan harapan,” kata Firman M Nur kepada Republika.co.id di Bandar Lampung, Rabu (7/9/2022).
Menurut dia, tema Mukernas Amphuri pulih dan bangkit menjadi semangat karena sektor usaha ini yang sangat berdampak karena pandemi karena tutup 100 persen sejak Februari 2020 sampai Desember 2021 hampir total dua tahun.
Pemerintah Arab Saudi telah membuka diri 100 persen normal kembali kepada jamaah umroh, untuk itu sama-sama saling menguatkan dan pulih kembali.
Isu yang dibahas dalam mukernas ini, dia mengatakan pertama, ada kebijakan-kebijakan lokal yang tidak sejalan dengan kebijakan Pemerintah Arab Saudi, yang saat ini sudah membuka diri dan kembali melaksanakan membuka umroh dalam kondisi normal. Salah satunya, kewajiban vaksin booster.
Arab Saudi sebagai satu tujuan dari pelaksanaan ibadah di Tanah Suci mempersyaratkan hanya cukup vaksin lengkap dua kali vaksin sebagai persyaratannya.
Arab Saudi sudah menganggap imunitas calon jamaah yang akan menuju negaranya sudah cukup, sedangkan Indonesia masih mengajukan vaksin booster (vaksinasi ketiga).
“Kendalanya saat ini jumlah masyarakat yang mendapatkan vaksin booster sangat sedikit, sekitar 30 persen dari populasi Indonesia. Masih banyak masyarakat yang terhalang. Kita berharap ada kebijakan yang sejalan dengan pemerintah Arab Saudi,” katanya.
Kedua, dia melanjutkan Arab Saudi telah memperlakukan kemudahan yang luar biasa untuk mengakses mendapatkan visa umroh ini, bahkan masa berlaku dan masa tinggalnya 90 hari.
Efeknya adalah tingkat kebutuhan masyarakat untuk memenuhi persyaratan keberangkatan diantaranya vaksin meningitis menjadi meningkat. “Kendala saat ini keterbatasan vaksinasi meningitis di lapangan,” tambahnya.
Firman mengatakan, yang menjadi isu mukernas yakni mencari solusi tentang terbatasnya tiket penerbangan atau ketersediaan tiket untuk jamaah terbang kurang.
Menurut dia, antusiasme jamaah meningkat demand tinggi sedangkan suplainya masih belum banyak berubah. “Kondisi masih penyedia pesawat setiap airline itu tidak seperti (belum) normal,” ujarnya.
Masalah tiket pesawat ini, dia mengungkapkan sebelum pandemi satu airline itu bisa sampai 20 penerbangan dalam sepekan, bahkan pernah ada yang 27 kali seperti Garuda, Saudi, Lion, dan sebagainya. Saat ini masih sangat kurang, hampir maksimal dua kali dalam satu hari setiap penerbangan.
Jadi, lanjut dia, memang suplai ketersediaan tiket juga sangat perlu ditingkatkan, ditambah kendala tingginya kenaikan harga tiket yang menjadi isu domestik nasional.
Amphuri mendukung pemerintah yang telah menyatakan ingin menekan menurunkan harga tiket, karena kondisi dulu mungkin naik karena keterbatasan, suplainya banyak demandnya rendah, sekarang demandnya tinggi karena antusiasme masyarakat.
“Saya kira faktor penghitungan tiket itu adalah, jarak kemudian kapasitas isi dalam pesawat, sekarang sudah normal jumlahnya sudah full capacity, saya kira harga bisa diturunkan, sehingga kendala biaya tidak menjadi beban yang sangat banyak,” kata Firman.
Ketua DPD Amphuri Sumatra Selatan, Juremi Selamet, mengatakan sejak dibukanya pintu umroh masyarakat sangat antusiasme sekali untuk berumroh, walaupun saat ini biaya umroh itu sangat tinggi karena naiknya avtur dan tiket pesawatnya.
Kendalanya saat ini, ujar dia, membeludaknya jamaah umroh membuat para penyelenggara umroh kesulitan dalam mencari tiket pesawat, karena semua penerbangan sudah penuh sampai Desember 2022.
“Kesulitan kami cuma mencari seat pesawat, kecuali dengan carter. Tapi DPP Amphuri membantu,” kata Juremi Selamet di sela-sela Mukernas Amphuri, Rabu (7/9/2022).
Menurut dia, sampai saat ini kendala yang dihadapi para biro travel umroh hanya masalah pencarian tiket pesawat. Mengenai aturan di Arab Saudi, sudah sangat longgar, bahkan sudah tidak ada lagi virus corona semua sudah kondisi normal.
Mengenai penerbitan visa, dia mengatakan saat ini sudah mudah diakses, dan penerbitannya dapat dilakukan satu kali 24 jam sudah keluar.
Dia berharap pemerintah dapat memberikan kemudahan-kemudahan lain kepada jamaah yang antusiasme tinggi untuk berangkat ke Tanah Suci.
“Biaya umroh termurah normal bintang tiga Rp 27 juta, bintang empat Rp 32 juta, dan bintang limanya Rp 33 juta itu yang normal,” kata Juremi.