Rabu 14 Sep 2022 22:18 WIB

Jeddah Kini Dibekap Macet Setiap Hari

Proyek terowongan dan jembatan tidak berhasil mengurangi kemacetan di Jeddah.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Kemacetan lalu lintas di Jeddah, Arab Saudi. Jeddah Kini Dibekap Macet Setiap Hari
Foto:

Bahkan setelah pembukaan underpass baru-baru ini di persimpangan Jalan Pangeran Mohammed bin Abdulaziz (Tahlia) dan Jalan Madinah, kemacetan lalu lintas di sepanjang Tahlia tidak berkurang karena antrean kendaraan memanjang dari Haramain Expressway di Jeddah timur ke Jalan Madinah di Barat.

Hal serupa terjadi pada sebagian besar jalan dan jalan di lingkungan timur Tayseer, Samer, dan Hamdaniya, serta Jalan Pangeran Majed (Sabeen), Jalan Palestina, Jalan Raja Fahd (Sitteen), Jalan Pangeran Miteb (Arbaeen), Saud Al-Faisal Road, dan Corniche Road, selain jalan yang mencapai pintu masuk dan keluar Obhur Utara. 

Pensiunan Mayor Jenderal Misfir Al-Juaid, seorang ahli keamanan, menegaskan proyek terowongan dan jembatan tidak berhasil mengurangi kemacetan lalu lintas. Perpindahan ribuan keluarga dari lingkungan selatan dan tengah Jeddah ke distrik utara dan timur juga mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang tak ada habisnya.

“Saya tidak berpikir solusi lalu lintas apa pun dapat berhasil memfasilitasi arus lalu lintas kendaraan. Oleh karena itu saya menyarankan untuk mengubah jam kerja harian untuk perusahaan dan departemen pemerintah menjadi 8 atau 9 pagi dan dengan demikian mengurangi tekanan kendaraan di jalan selama jam sibuk sekolah,” katanya sambil menunjukkan saat ini penduduk di lingkungan timur dan utara sangat menderita untuk kegiatan sehari-hari mereka.

Pensiunan Mayor Jenderal Salem Al-Matrafi mengaitkan beberapa faktor dengan kemacetan lalu lintas yang berkepanjangan di kota. Ini termasuk sistem transportasi bus umum yang tidak memadai dan pergerakan ratusan penduduk dari bagian selatan dan tengah Jeddah ke bagian timur dan utara kota. 

“Oleh karena itu perlu segera diterapkan jaringan angkutan umum, mengurangi penggunaan mobil pribadi, mencegah pergerakan truk di dalam kota, dan mengurangi ukuran taksi dengan sebagian besar mengandalkan taksi pemandu,” katanya.

“ini juga harus dibarengi dengan perluasan jalan eksisting, pembangunan jalan baru, dan pengalihan jalur truk dan alat berat ke luar kota atau pengalokasian jalan alternatif untuk itu,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement