Ahad 18 Sep 2022 20:08 WIB

PBNU dan Saudi Bahas Kerja Sama Atasi Terorisme

PBNU dan Saudi membahas upaya kerja sama mengatasi terorisme.

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kiri) bersama Pembicara R20 Muhammad Najib Azca (kanan) saat konferensi pers Religion of Twenty (R20) di Jakarta, Rabu (7/9/2022). Dalam konferensi pers tersebut, Ketua Umum PBNU menyampaikan terkait empat topik yang akan dibahas dalam pertemuan para pemimpin agama dalam kegiatan Religion of Twenty (R20) pada 3 dan 4 November 2022 mendatang di Nusa Dua, Bali. Empat topik tersebut diantaranya Historical Grievances (Kepedihan Sejarah), Pengungkapan Kebenaran, Rekonsiliasi, dan Pengampunan. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kiri) bersama Pembicara R20 Muhammad Najib Azca (kanan) saat konferensi pers Religion of Twenty (R20) di Jakarta, Rabu (7/9/2022). Dalam konferensi pers tersebut, Ketua Umum PBNU menyampaikan terkait empat topik yang akan dibahas dalam pertemuan para pemimpin agama dalam kegiatan Religion of Twenty (R20) pada 3 dan 4 November 2022 mendatang di Nusa Dua, Bali. Empat topik tersebut diantaranya Historical Grievances (Kepedihan Sejarah), Pengungkapan Kebenaran, Rekonsiliasi, dan Pengampunan. Republika/Thoudy Badai

IHRAM.CO.ID, JAKARTA --;Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya serta Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi membahas upaya kerja sama mengatasi terorisme demi mewujudkan perdamaian dunia.

Pembahasan upaya kerja sama tersebut dilakukan saat Gus Yahya beserta rombongannya mengunjungi kediaman Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi Sheikh Abdul Latif bin Abdul Aziz Al-Sheikh di Nursultan, Kazakhstan, di sela-sela kegiatan Kongres Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional yang diikuti lebih dari 100 tokoh atau pemuka agama dari 60 negara dengan pertemuan terakhir yang digelar di Nursultan.

Baca Juga

"NU serius bekerja sama dengan Kementerian Urusan Islam Kerajaan Arab Saudi untuk mencapai konsensus mengembangkan masa depan yang lebih baik antara komunitas Muslim, masyarakat, dan negara-negara di dunia melalui solusi-solusi substansial dan berkelanjutan terhadap permasalahan-permasalahan terorisme dan ekstremisme," kata Gus Yahya.

Lebih lanjut, di hadapan Sheikh Abdul Latif, Gus Yahya menekankan bahwa kelompok-kelompok fanatik, teroris, dan ekstremis tidak hanya terbatas pada masyarakat Muslim dan dunia Islam, tetapi juga meluas ke seluruh umat manusia dan dunia. Dengan demikian, lanjut dia, setiap orang bertanggung jawab untuk bersama-sama mencari solusi atas hal-hal tersebut.

Gus Yahya juga menyampaikan apresiasi atas upaya yang dilakukan oleh Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi di bawah kepemimpinan Syekh Abdul Lathif bin Abdul Aziz Al-Sheikh dalam menyebarkan moderasi beragama dan memerangi ekstremisme.

Ia menilai Kerajaan Arab Saudi adalah negara terpenting di dunia Islam saat ini sebab mereka mendedikasikan hal-hal positif untuk masyarakat dunia. Oleh karena itu, Gus Yahya menunjukkan keseriusan NU untuk belajar dari pengalaman Kementerian Urusan Islam Arab Saudi dalam menyebarkan moderasi beragama serta memerangi ekstremisme dan terorisme.

"Karena itu, Nahdlatul Ulama tertarik untuk menjalin kerja sama positif dan konstruktif dengan pemerintah Arab Saudi untuk kebaikan rakyat Indonesia," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sheikh Abdul Latif bin Abdul Aziz Al-Sheikh menyampaikan berbagai bentuk keseriusan pemerintah Arab Saudi dalam mewujudkan keamanan, perdamaian, dan kepentingan bersama seluruh masyarakat di dunia. Di antaranya, ia menekankan bahwa Kerajaan Arab Saudi memerangi terorisme dengan tegas dan serius sebagian bagian dari komitmen pemerintah untuk menyebarkan paham moderasi beragama.

"Kerajaan Arab Saudi ibarat kepala bagi tubuh Islam, menargetkan-nya berarti menargetkan seluruh umat Islam di dunia," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement