IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi berencana meluncurkan dua astronaut ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dengan kapsul ruang angkasa dari SpaceX milik Elon Musk. Dengan demikian, Saudi menjadi negara Teluk terbaru yang memperkuat hubungan dengan perusahaan ruang angkasa swasta AS.
Kesepakatan tersebut, seperti dilansir The New Arab yang mengutip laporan Reuters, Rabu (21/9/2022), ditandatangani secara pribadi pada awal tahun ini dengan Houston's Axiom Space, yang mengatur dan mengelola misi pribadi ke luar angkasa dengan pesawat ruang angkasa AS untuk peneliti dan turis.
Berdasarkan kesepakatan itu, dua astronaut Saudi akan mengendarai kapsul SpaceX's Crew Dragon ke stasiun luar angkasa untuk tinggal selama kurang lebih sepekan pada awal tahun depan. Ini akan menjadi yang pertama bagi Saudi untuk pergi ke luar angkasa dengan pesawat ruang angkasa pribadi.
Namun dalam laporan itu, Axiom tidak segera berkomentar. Pejabat dengan Komisi Luar Angkasa Saudi, badan antariksa Riyadh yang didirikan pada 2018, juga tidak dapat dimintai komentar.
Perusahaan swasta AS semakin memainkan peran kunci dalam mengirim astronaut ke stasiun luar angkasa karena National Aeronautics and Space Administration (NASA), badan antariksa AS yang sekarang sangat berfokus mengembalikan manusia ke bulan, berupaya mengkomersialkan penerbangan antariksa manusia yang berusia puluhan tahun di Amerika Serikat.
Stasiun luar angkasa adalah laboratorium seukuran lapangan sepak bola sekitar 250 mil (400 km) di atas Bumi yang telah menampung awak astronaut internasional selama lebih dari 20 tahun. Para astronaut Saudi akan bergabung dengan dua orang Amerika yang diumumkan sebelumnya, pensiunan astronaut NASA Peggy Whitson dan pengemudi mobil balap dan investor John Shoffner.
Misi yang disebut Ax-2 itu akan menjadi penerbangan luar angkasa kedua yang diatur oleh Axiom. Namun, para astronaut pribadi di atas Ax-2 belum disetujui oleh panel yang diketuai NASA dari pemangku kepentingan dan negara-negara yang berpartisipasi di stasiun luar angkasa, seperti Rusia, Kanada, Jepang, dan Badan Antariksa Eropa.
Meski demikian, seorang pejabat AS dalam laporan Reuters itu menyebut misi ini kemungkinan akan disetujui. Bagi Axiom dan perusahaan luar angkasa lainnya, memutuskan kesepakatan dengan pemerintah asing dipandang penting untuk mempertahankan bisnis yang berpusat pada penempatan orang di luar angkasa.
Menempatkan orang ke luar angkasa adalah kemewahan bagi pencari petualangan kaya dan sumber prestise nasional dan inspirasi bagi calon kekuatan luar angkasa seperti Arab Saudi. Axiom meluncurkan misi pribadi pertamanya ke stasiun luar angkasa pada bulan April, mengirim empat awak ke stasiun luar angkasa dengan menggunakan kapsul SpaceX Crew Dragon yang mencakup seorang investor Kanada dan seorang pengusaha Israel.
Bisnis penerbangan astronaut Axiom adalah pengalaman penting bagi tujuan perusahaan yang lebih luas untuk menyebarkan stasiun ruang angkasa pribadinya sendiri pada pertengahan dekade. Nilai kesepakatan Saudi dengan Axiom tidak jelas. Setiap kursi Crew Dragon pada misi pertama Axiom dijual seharga 55 juta dolar AS per kursi.