IHRAM.CO.ID, YERUSALEM -- Pemerintah Israel berniat menutup Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki menjelang tiga hari raya Yahudi yang menandai hampir satu bulan peringatan keagamaan. Menurut militer Israel, penutupan dilakukan untuk liburan penganut Yahudi.
Warga Palestina tidak akan diizinkan meninggalkan Tepi Barat atau Jalur Gaza untuk memasuki Israel selama tahun baru Yahudi, Rosh Hashana, akhir bulan ini, serta liburan Yom Kippur dan Sukkot pada bulan Oktober.
“Selama penutupan, perjalanan hanya akan diizinkan dalam kasus kemanusiaan, medis, dan luar biasa," kata tentara, dilansir dari Al Arabiya, Rabu (21/9/2022).
Penutupan ink bukan kali pertama yang dilakukan Israel. Israel secara teratur telah memberlakukan tindakan ini selama liburan perayaan Yahudi.
Penutupan itu dilakukan dengan latar belakang meningkatnya ketegangan setelah serangkaian serangan mematikan terhadap warga Israel sejak Maret. Sejak itu, tentara Israel telah meningkatkan serangan di Tepi Barat, terutama di wilayah Nablus dan Jenin di mana kelompok bersenjata Palestina aktif.
Operasi yang menurut militer ditujukan untuk menangkap orang-orang yang diduga "terorisme", sering diselingi bentrokan dengan pejuang atau warga. Puluhan warga Palestina, termasuk anggota kelompok bersenjata, tewas.
Pada Selasa, seorang Palestina tewas dalam bentrokan di kota Nablus dalam operasi langka oleh pasukan keamanan Otoritas Palestina untuk menangkap anggota gerakan Islam Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.
Fatah sekuler Presiden Palestina Mahmud Abbas telah berselisih dengan Hamas sejak 2007, ketika gerakan Islam itu menguasai Gaza setelah hampir perang saudara. Sejak itu, upaya rekonsiliasi telah gagal.