Kamis 22 Sep 2022 19:40 WIB

Cilacap Barat Mulai Gelar Kembali Tradisi Sedekah Ketupat

Tradisi sedekah ketupat digelar kembali di Cilacap.

Rep: Idealisa masyrafina/ Red: Muhammad Hafil
Tradisi Sedekah Ketupat mulai digelar kembali di Cilacap Barat.
Foto: Dok. Pemkab Cilacap
Tradisi Sedekah Ketupat mulai digelar kembali di Cilacap Barat.

IHRAM.CO.ID,CILACAP –  Tradisi Sedekah Ketupat, adat yang rutin digelar di wilayah Cilacap Barat tahun ini mulai dikemas dalam Festival Budaya. Salah satu desa yang sudah merayakan tradisi ini adalah Desa Tambaksari, Kecamatan Wanareja, pada Rabu (21/9/2022).

Rangkaian sedekah ketupat diawali dengan kegiatan bersih-bersih desa dan jalan, pembuatan ketupat, hingga pelaksanaan sesuai jadwal yang ditentukan. Kemudian warga menggantungkan ketupat pada tiap batas desa antara Kecamatan Wanareja dan Dayaeuhluhur.

Baca Juga

Adapun festival digelar dengan cara melibatkan warga untuk membuat gunungan menyerupai jolen sedekah laut. Selanjutnya gunungan ketupat ini dikirab menuju simpang tiga Desa Tambaksari yang merupakan perbatasan Desa Tambaksari dengan Majingklak, Kecamatan Wanareja.

Acara dibuka dengan sambutan dari sesepuh desa, dan pengucapan ijab sedekah oleh juru kunci. Setelah memanjatkan doa bersama-sama, ketupat tersebut menjadi menu santapan peserta doa bersama, termasuk warga yang melintas.

Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman, didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Cilacap, Paiman berharap, Festival Sedekah Ketupat ini menjadi ikon budaya yang mampu mendukung pengembangan sektor pariwisata.

“Pengembangan pariwisata tidak akan berjalan dengan baik, apabila hanya ditangani oleh pemerintah saja. Sudah saatnya pengusaha, seniman, dan budayawan campur tangan serta ikut menentukan konsep pembangunan seni budaya dan pariwisata," kata Syamsul dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (22/9/22).

Ia menambahkan, Festival Ketupat ini membawa tiga pesan positif yakni ungkapan rasa syukur, kedermawanan melalui sedekah, serta pelestarian budaya.

Syamsul menilai, kegiatan adat ini sangat layak masuk dalam kalender wisata kabupaten maupun nasional. Agar pelaksanaannya lebih baik, perlu adanya evaluasi serta dukungan dari stakeholder lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement