IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Jerman menunjukkan ketertarikannya untuk melakukan kerja sama ekonomi dengan Arab Saudi. Duta Besar Jerman untuk Arab Saudi Dieter Lamle, menyampaikan negaranya sedang melakukan kajian bagaimana memanfaatkan posisi ekonomi Arab Saudi, terutama dalam produksi hidrogen dan sektor teknologi.
Jerman, kata Lamle, tertarik untuk menyediakan dan mendukung Arab Saudi dengan teknologi yang dimilikinya. Sebab dengan demikian, akan menghubungkan Kerajaan Saudi dengan potensi besar yang ada, di samping pemanfaatan kondisi iklim yang tersedia dan mendukung untuk produksi hidrogen.
Otoritas komersial dan ekonomi Jerman berupaya meningkatkan jumlah perusahaan Jerman di Arab Saudi dengan memanfaatkan proyek-proyek yang ditawarkan melalui Visi 2030 di berbagai sektor. Saat ini, 800 perusahaan Jerman aktif di Kerajaan Saudi.
Lamle mengatakan, perusahaan Jerman tersebar di Riyadh, Dammam dan Jeddah, di mana mereka bekerja di proyek-proyek vital, terutama petrokimia. Jerman memilih Riyadh di antara lima kota di dunia untuk mendirikan kantor diplomasi hidrogen untuk menindaklanjuti strategi hidrogen dalam hal produksi dan ekspor hidrogen.
Duta Besar Lamle juga menyinggung soal aspek geopolitik dalam memproduksi jenis energi terbarukan yang penting ini. Dia menyajikan laporan tentang pasokan dan distribusi hidrogen secara global.
Kanselir Jerman Olaf Scholz sebelumnya melakukan kunjungan ke Saudi pada Sabtu (24/9/2022) lalu. Dia bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Di antara yang dibahas adalah terkait pengembangan sektor energi.
Pejabat Jerman mengatakan, semua perjanjian energi akan mempertimbangkan rencana Jerman untuk menjadi netral karbon pada 2045. Upaya ini membutuhkan peralihan dari gas alam ke hidrogen yang diproduksi dengan energi terbarukan dalam beberapa dekade mendatang.
Saudi memiliki wilayah luas yang cocok untuk pembangkit listrik tenaga surya murah. Kondisi ini dipandang sebagai pemasok hidrogen yang sangat cocok.
Scholz adalah salah satu dari beberapa pemimpin Barat yang bertemu putra mahkota Saudi dalam beberapa bulan terakhir. Pemimpin sebelumnya adalah Presiden Amerika Serikat Joe Biden, mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.