Kamis 29 Sep 2022 19:43 WIB

Masyarakat Garut Diminta Pertahankan Tradisi Magrib Mengaji

Tradisi Magrib Mengaji merupakan upaya meningkatkan budaya membaca Alquran.

Santri melakukan tadarus Al-Qur
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Santri melakukan tadarus Al-Qur

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengajak semua elemen masyarakat termasuk lembaga pendidikan agama untuk terus mempertahankan budaya Magrib Mengaji dalam rangka meningkatkan pemahaman nilai-nilai agama di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

"Tiap tahun terus kita konsolidasi, kita evaluasi bagaimana kebiasaan mengaji agar bertahan bahkan meningkat," katanya saat acara Seleksi Tilawatil Quran (STQ) tingkat Kabupaten Garut di Komplek Islamic Center Garut, Rabu Kemarin.

Baca Juga

Ia mengatakan bahwa kegiatan Tilawatil Quran merupakan bagian dari upaya pemerintah dan masyarakat dalam menjaga budaya membaca Al-Quran. Dengan adanya kegiatan itu, kata, dia, maka akan mendorong masyarakat setiap rumah membaca Al-Quran, mencintai, memahami, dan mengamalkan Al-Quran.

"Ini mudah-mudahan bagian dari upaya kita untuk menjadikan membaca Al-Quran sebagai budaya masyarakat," katanya.

Ia menyampaikan selama ini belum ada penelitian terkait tingkat literasi Al-Quran masyarakat Kabupaten Garut, namun dengan adanya kegiatan "Magrib Mengaji" maupun kegiatan keagamaan lainnya bisa meningkatkan literasi masyarakat terhadap Al-Quran.

"Bagaimana kita meningkatkan literasi Al-Quran, memang kami belum ada penelitian, belum ada data berapa persen, tapi dengan upaya ini kita menginginkan terus meningkat, gitu ya, bagaimana kecintaan masyarakat kepada Al-Quran," kata Helmi Budiman.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut, Cece Hidayat menambahkan literasi Al-Quran di Garut sudah bagus terbukti dengan banyaknya diniyah, pesantren, hingga taman Al-Quran yang ada di Garut.

Ia menyebutkan jumlah lembaga pendidikan di Garut tercatat sebanyak 1.800 diniyah, kemudian ada 1.400 pesantren, dan 800 taman Al Quran yang tersebar di Kabupaten Garut, dan itu menjadi bukti bahwa masyarakat sadar tentang literasi Al-Quran.

"Di beberapa kabupaten kota masih di bawah 500 lah, di kita sudah di atas seribu (lembaga pendidikan agama), artinya kesadaran masyarakat, tokoh-tokoh agama, untuk membikin lembaga pendidikan Al-Quran, itulah bukti bahwa mereka sadar tentang literasi Al-Quran," katanya.

Dalam kegiatan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) itu diikuti 206 kafilah dari 31 kecamatan, mereka yang terpilih akan diikutsertakan pada kegiatan STQ tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2023.

Peserta seleksi itu merupakan utusan dari 31 Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) tingkat kecamatan, dan akan mengikuti beberapa cabang lomba seperti cabang tilawah anak-anak dan dewasa, Musabaqah Hifdzil Qur'an (MHQ) 1 juz dan tilawah, MHQ 5 juz dan tilawah, MHQ dan tilawah 10 juz, MHQ 20 juz, MHQ 30 juz, dan tafsir bahasa Arab dan hadits, demikian Cece Hidayat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement