IHRAM.CO.ID, YERUSALEM -- Departemen Luar Negeri AS menyerukan kepada Israel untuk membuka penyelidikan menyeluruh, atas kematian misterius seorang bocah lelaki Palestina berusia tujuh tahun yang pingsan dan meninggal pada Kamis (29/9/2022).
Kematiannya berlangsung tak lama setelah tentara Israel datang ke rumahnya di Tepi Barat yang diduduki. Kerabat mengatakan Rayan Suleiman, korban, tidak memiliki masalah kesehatan sebelumnya dan menuduh tentara menakut-nakuti anak itu sampai mati.
Sementara tentara Israel menyebut kematian itu sebagai tragedi dan mereka tidak bisa disalahkan. Insiden itu seolah menambah ketegangan yang meningkat di Tepi Barat. Pasukan Israel dilaporkan telah melakukan serangan penangkapan setiap hari, yang sering meningkat menjadi kekerasan mematikan dalam beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya pada hari yang sama, anak laki-laki desa Palestina terlihat melemparkan batu ke arah mobil yang melaju di jalan raya dekat pemukiman Israel di Tekoa, yang terletak dekat dengan kota Betlehem, Palestina. Belakangan, kerabat mengatakan tentara menggedor pintu dan ingin menangkap kakak laki-laki Rayan karena dugaan pelemparan batu.
Mohammed Suleiman, sepupu berusia 22 tahun, mengatakan Rayan menjerit ketakutan saat melihat tentara dan orang tuanya berupaya menenangkannya. Dia juga mengatakan setelah tentara pergi, bocah itu pingsan. Dia mengatakan sebelum kejadian itu Rayan dalam kondisi sehat.
Ayah anak laki-laki itu, Yasser Suleiman, mengatakan Rayan mencoba melarikan diri ketika tentara mengatakan mereka ingin menangkap saudara-saudaranya dan sempat dikejar oleh tentara. Dia juga mengatakan Rayan muntah darah di dalam mobil setelah pingsan dan dinyatakan meninggal di rumah sakit.
“Dia mati syahid karena takut pada mereka,” kata sang ayah kepada Palestine TV dikutip di Arab News, Jumat (30/9/2022).