IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menilai bahwa khutbah yang dibawakan oleh setiap penceramah di masjid efektif untuk menyebarluaskan edukasi terkait dengan bahaya terjadinya stunting pada anak beserta cara pencegahannya.
"Itu salah satu instrumen untuk kita mempromosikan sejumlah konsep, termasuk di antaranya stunting begitu juga Buletin Jumat,"kata Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin dalam Halaqoh Nasional yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Kamaruddin menuturkan tempat ibadah seperti masjid bagi umat Muslim menjadi tempat yang paling strategis karena selalu dikunjungi oleh ratusan juta jamaah pada saat mengadakan hari besar ataupun Shalat Jumat bagi laki-laki.
Melalui naskah yang dibacakan oleh penceramah di depan ratusan juta umat tersebut, pengetahuan terkait stunting dapat tersebar dalam satu waktu dengan cakupan yang luas. Tentunya naskah yang dibacakan harus bermutu dan berkualitas supaya umat nyaman mendengarkannya.
Kamaruddin menjelaskan ceramah di masjid, dapat disiasati semakin efektif bila narasi dapat disebarluaskan kepada para jamaah untuk dibaca melalui naskah khotbah Shalat Jumat atau beberapa naskah Buletin Jumat.
Narasi terkait stunting juga bisa diselipkan pada saat melakukan pengajian, tausiyah dan acara keagamaan lainnya.
"Saya menyampaikan Bimas Islam saat ini sudah membuat naskah khutbah Shalat Jumat dan beberapa naskah Buletin Jumat. Kualitas khutbah sangat strategis sekali kalau bermutu dan berkualitas, maka akan menjadi instrumen peningkatan literasi yang sangat bagus,"katanya.
Menurut Kamaruddin, naskah khutbah yang bagus dengan berbagai topik bukan hanya bicara tentang surga neraka atau sebagai agama sumber moral. Tetapi dapat menarik atau mengemas agama ke dalam sesuatu yang kontributif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Banyak sekali yang bisa dikapitalisasi dalam konsep agama dan selama ini memang masih sangat parsial. Kita memperjuangkannya, kita akan membuat naskah khotbah tersebut menjadi salah satu instrumen untuk kita mempromosikan sejumlah konsep termasuk di antaranya stunting,"ucapnya.
Di sisi lain adanya penyuluh agama berjumlah 50.262 orang dan 10.032 Da?i dan Da?iyah yang sudah tersebar di seluruh Indonesia dapat digerakkan untuk memperkuat penyebaran pesan kebaikan melalui agama.
Hanya saja, tantangan yang harus dihadapi oleh sekian banyaknya penyuluh agama tersebut adalah penyusunan naskah dan pengetahuan pada para penyuluh yang masih dapat dikatakan kurang baik.
Dengan demikian, dirinya mengajak pihak terkait seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membuat sebuah narasi khotbah yang menarik, bermutu dan komprehensif, sehingga pemahaman stunting dapat diterima oleh masyarakat hingga lapisan terbawah.
"Di situlah instrumen yang kami anggap sangat efektif bisa bagaimana menciptakan keluarga sehat, keluarga bahagia, keluarga yang paham bagaimana menjadi orang tua, menjadi bapak, jadi suami, menjadi istri," ujarnya.