Selasa 25 Oct 2022 21:50 WIB

Shalahuddin al-Ayyubi yang Melegenda dan Menginspirasi

Shalahuddin al-Ayyubi selalu ramah pada siapa pun, termasuk musuhnya.

Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi (ilustrasi)
Foto:

Meski dikenal jago berperang di padang pasir sehingga dijuluki Singa Padang Pasir, Shalahuddin sejatinya lebih suka menghindari perang dan menghentikan perang secara damai meski musuhnya telah di ambang atau bahkan telah mene lan kekalahan. Ia tidak membalas kejahatan pasukan Salib yang membunuh setiap Muslim di Yerusalem saat berhasil merebut kota suci itu lebih dari seabad sebelumnya

Buku The Crusades Through Arab Eyes, Amin Maalouf (1984) menjelaskan, Shalahuddin al-Ayyubi selalu ramah pada siapa pun yang datang mengunjunginya, selalu meminta mereka tinggal sejenak dan makan bersamanya, memperlaku kan mereka dengan penuh hormat, bahkan kepada tamu non-Muslim se kalipun. Ia tidak dapat membiarkan pengunjungnya melanjutkan perjalanan dalam keadaan kecewa.

Suatu hari, di tengah gencatan senjata dengan Franj (Franks atau Prancis), para bangsawan Brin yang merupakan penguasa Antiokhia (kota tua di sisi timur Sungai Oron tes, sekarang sebuah tempat di kota modern Antakya, Turki), tanpa di duga datang ke tenda Shalahuddin. Ia memintanya mengembalikan sebuah daerah yang telah diambil sang Sultan empat tahun sebelumnya. Shalahuddin menyetujuinya.

Selain itu, dalam banyak buku sejarah dan referensi lainnya, kita akan menemukan banyak kisah unik dan menarik seputar Shalahuddin yang layak diteladani. Syamsuddin Arif (2008) dalam Orientalis dan Diabolisme Pemikiran mencontohkan, di tengah suasana perang, ia pernah beberapa kali mengirimkan buah-buahan untuk Raja Richard yang sedang sakit. Ia mengutus dokter terbaiknya, bahkan juga menyamar sebagai dokter untuk memeriksa dan mengobati raja yang menjadi musuhnya itu.

Ketika menaklukkan Kairo, Shalahuddin tak serta-merta mengusir keluarga Dinasti Fatimiyyah dari istana- istana mereka, tetapi menunggu sampai raja mereka wafat. Baru setelah itu anggota keluarga Dinasti Fatimiyyah yang tersisa diantarkan ke tempat pengasingan mereka.

Gerbang menuju kota tempat benteng istana berada dibukanya untuk umum. Rakyat diperbolehkan tinggal di kawasan yang sebelumnya dikhususkan bagi kalangan bangsawan Fatimiyyah.

Di Kairo, Shalahuddin tak hanya membangun masjid dan benteng, tapi juga sekolah, rumah sakit, dan bahkan gereja. Ia menetapkan hari Senin dan Selasa sebagai waktu tatap muka di mana ia akan menerima siapa saja yang memerlukan bantuannya. Karena itu, ia dikenal sebagai pemimpin yang wara dan zuhud.

 

Piala Dunia U-17 Indonesia mulai berlangsung sejak 10 November hingga 2 Desember 2023. Segera beli dan dapatkan tiket resmi pertandingan Piala Dunia U-17 di Jakarta, Bandung, Solo, dan Surabaya
di laman https://www.tickets-u17worldcup.com/matches

sumber : Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement