Selasa 01 Nov 2022 19:55 WIB

Menelusuri Kemegahan Masjid Sehitlik Jerman

Dari awal pembangunannya hingga beberapa kali renovasi.

Masjid Sehitlik di kota Berlin
Foto: /www.webmastergrade.com
Masjid Sehitlik di kota Berlin

IHRAM.CO.ID, Kompleks masjid dan pemakaman Sehitlik dirancang oleh seorang arsitek Turki bernama Hilmi Senalp. Masjid ini memiliki kemiripan dengan masjid di Tokyo, Jepang, dan Askabat di Turkmenistan karena arsitek kedua masjid tersebut juga Hilmi Senalp. Kemiripan ketiga masjid tersebut khususnya dalam rancangan interiornya yang bergaya khas Turki Utsmani.

Dari awal pembangunannya hingga beberapa kali renovasi, masjid ini sudah mengalami perluasan. Saat ini, masjid tersebut memiliki luas 1.360 meter persegi yang terdiri atas empat lantai, yaitu basement, lantai dasar, lantai satu, dan dua. Luas ini belum termasuk kantor pengurus masjid dan minimarket yang berdiri di halaman Masjid Sehitlik. Dengan taman dan pemakaman, luas kompleks masjid mencapai 2.805 meter persegi.

Baca Juga

Lantai paling bawah Masjid Sehitlik (basement) difungsikan sebagai aula serbaguna. Lantai dasar awalnya hanya dipakai untuk ruang shalat. Kemudian, lantai dasar ini digunakan untuk ruang rapat dan sebagai ruang shalat cadangan. Ruang shalat utama terletak di lantai pertama. Di lantai pertama ini pulalah dua menara masjid berdiri. Lantai di atasnya dibuat berbentuk balkon dan digunakan sebagai tempat shalat wanita.

Masjid ini mengambil arsitektur Dinasti Ottoman pada abad ke-16 dan ke-17. Masa ini ditandai oleh arsitektur Ottoman kenamaan, Mimar Sinan. Pada masa sang arsitek legendaris itulah, Kesultanan Ottoman mencapai puncak kejayaannya. Periode ini berlangsung hingga awal abad ke-18 ketika Eropa semakin menguatkan pengaruhnya terhadap arsitektur Ottoman.

Seperti halnya arsitektur Ottoman, masjid ini memiliki sebuah kubah raksasa (dome) dan dikelilingi oleh lengkungan setengah kubah yang lebih kecil pada delapan sisi. Kubah raksasa yang berdiri setinggi 21,1 meter itu ditopang oleh delapan pilar tebal di lantai pertama masjid. Keindahan masjid tersebut ditambah dengan dua menara lancip yang berdiri setinggi 37,07 meter.

Pembangunan menara masjid itu sempat menuai protes karena lokasi masjid yang tidak jauh dari Bandara Internasional Tempelhof. Sesuai kesepakatan, menara ini hanya boleh dibangun setinggi 38 meter. Pihak masjid harus membayar denda sekitar 80 ribu euro untuk mempertahankan kedua menara tersebut.

Bagian dalam masjid mencirikan gaya arsitektur Ottoman. Mihrabnya diukir dengan sangat indah. Di atasnya terdapat kaligrafi Alquran. Lampu hias menggantung di bawah kubah utama. Di tengah-tengah kubah bagian dalam terdapat kaligrafi surah al-Ikhlas yang terbuat dari emas. Pada lengkungan di atas pilar penyangga kubah utama terdapat kaligrafi bertuliskan nama Allah, Muhammad, Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Hassan, dan Hussein bin Ali bin Abi Thalib.

Beberapa meter di sebelah kanan mihrab terdapat mimbar yang terbuat dari marmer. Marmer yang digunakan dalam Masjid Sehitlik diambil dari Pulau Marmara, Turki, sedangkan untuk keramik yang dipakai dalam pembangunan masjid ini dibuat di Pulau Iznik. Keramik tersebut dibuat manual dan dilukis dengan tangan. Keramik ini berbahan dasar pasir kuarsa.

Masjid ini menjadi pusat kegiatan masyarakat Muslim yang berada di Berlin, khususnya di distrik Neukoeln dan Kreuzburg. Selain digunakan sebagai tempat beribadah, masjid ini juga digunakan untuk pusat kebudayaan Islam. Kebanyakan masyarakat yang datang ke masjid tersebut adalah masyarakat berbahasa Turki atau Arab. Namun, tidak sedikit pula masyarakat Jerman yang mengunjungi masjid tersebut. Khotbah Jumat di Masjid Sehitlik menggunakan bahasa Jerman.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement