Kamis 03 Nov 2022 02:32 WIB

Al-Tibrizi, Guru Para Cendikia

Tak salah jika para ilmuwan Barat menganggap al-Tibrizi sebagai sosok hebat.

Ilmuwan Muslim (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,Tak salah jika para ilmuwan Barat menganggap al-Tibrizi sebagai sosok hebat dalam khazanah pengetahuan Islam. Reputasi keilmuannya, oleh EJ Brill, dikatakan tidak perlu diragukan lagi. Faktor itu pula yang membuat al-Tibrizi akhirnya tampil menjadi seorang guru luar biasa yang sukses mencetak sejumlah pakar dan cendekiawan tenar.

Salah satu epidsode intelektualitas al- Tibrizi terjadi di Damaskus. Pada awal kedatangannya ke kota itu, dia hidup dalam kondisi miskin dan serba kekurangan. Diuraikan dalam First Encyclopedia of Islam, al-Tibrizi terpaksa tinggal di sebuah menara masjid.

Baca Juga

Saat asa hampir saja menguap, datanglah ulama dan cendekiawan terkenal, al-Khatib al-Baghdadi. Keduanya berbincang beberapa lama. Al-Baghdadi terkesan dengan kecerdasan al-Tibrizi. Sebelum pergi, al-Baghdadi memberikan bungkusan berisi lima keping uang dinar kepadanya. Namun, al-Baghdadi berpesan agar al- Tibrizi tak menggunakan uang itu untuk membeli pakaian atau roti, tetapi memintanya untuk membeli pena dan tinta.

Beberapa hari kemudian, al-Baghdadi menemui sosok cerdas yang papa itu. Untuk kali kedua, dia memberikan uang kepada al-Tibrizi, jumlahnya lebih besar daripada yang pertama. Hanya saja, al-Baghdadi tidak meminta Tibrizi membeli pena, tetapi kertas. Harapannya tentu saja agar al-Tibrizi bisa tumbuh semangat keilmuannya dan berkarya kembali. Maka, jadilah mereka sebagai guru dan murid. Terbukti, al-Tibrizi menjelma menjadi cendekiawan terkemuka pada disiplin ilmu adab.

Seakan mengikuti jejak guru-gurunya, al-Tibrizi akhirnya juga menjadi pengajar. Dia menularkan keahlian pada muridmuridnya, baik di Kairo maupun di Baghdad, di Madrasah Nizamiyah. Tercatat beberapa muridnya yang cukup tenar. Salah satunya, al-Jawaliq, merupakan murid utama al-Tibrizi.

Al-Jawaliq belajar di bawah bimbingan al-Tibrizi selama 17 tahun. Bahkan, al- Jawaliq menjadi penerusnya sebagai profesor adab dan pustakawan di Nizamiyah. Dalam bidang leksikografi, dia menulis uraian tentang adab al katib (etika sekretaris) karya Ibnu al-Qutaybah. Ibnu Khaldun menyatakan kitab ini sebagai buku teks dan rujukan penting para sekretaris.

Murid al-Tibrizi lainnya yang berkategori cendekia adalah Ibnu al- Syajari, yang mengajar adab selama puluhan tahun. Al-Syajari pernah memangku kedudukan sebagai gubernur daerah Karkh, sebelah barat Baghdad. Dia dikenal sebagai ahli bidang adab dan tata bahasa. Menurut George Makdisi, karya penting dari al-Syajari, antara lain, uraian tentang sintaksis dan morfologi dari karya Ibnu Jinni.

Di samping itu, ada pula kamus homonim, sebuah antologi puisi, dan beberapa antologi syair Arab klasik. Nama lain yang pernah mendapatkan sentuhan kepakaran al-Tibrizi dalam bidang adab adalah seorang ulama hadis dan sastrawan, Abu Fadhl Muhammad ibnu Nashir al-Salami serta Abu Thahir Muhammad ibnu Abdullah al-Sindji yang tinggal di Merv. 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement