IHRAM.CO.ID, Koleksi cerita Nasruddin yang dicetak dalam bahasa Turki sebagian besar berasal dari cerita Nasruddin, yang sebelumnya dicetak dengan menggunakan bahasa Tatar. Cerita Nasruddin mulai dikumpulkan sejak abad ke-15 dan seterusnya.
Namun, kisah-kisah Nasruddin baru pertama kali dicetak pada 1837 di Istanbul, Turki, oleh Matbaa-i Amire (Royal Printing House) dengan judul Letaif-i Hace Nasreddin atau ''Pleasant stories of Khodja Nasruddin''.
Miniatur pertama dirinya juga dilukiskan dalam sebuah naskah abad ke-17 yang sekarang disimpan di Museum Istana Topkapi. Miniatur tersebut menggambarkan saat dia sedang duduk di atas keledainya. Dimulai dengan tradisi Turki, reputasi Nasruddin segera meluas di seluruh provinsi di wilayah Kekaisaran Turki Usmani.
Anekdot tentang dirinya juga sangat terkenal di berbagai tempat di dunia, khususnya dalam cerita-cerita rakyat di negara yang berbahasa Arab dan Persia. Cerita-ceritanya juga telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Di banyak daerah, Nasruddin menjadi bagian utama dari budaya. Dia sering disinggung dalam kehidupan sehari-hari. Kisah Nasruddin jumlahnya mencapai ribuan yang menyebar di Albania, Arab, Azerbaijan, Bengali, Bosnia, Hindi, Pashto, Persia, Serbia, Urdu, dan Cina.
Dari sudut pandang kontemporer tradisi naskah, kisah mengenai Nasruddin dianggap mewakili sikap-sikap yang lucu dan terbuka serta tak tunduk pada sejumlah pembatasan dalam sastra. Namun, kisah Nasruddin bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Bahkan, ada sejumlah pernyataan, setiap orang hanya perlu menyebutkan nama Nasruddin Khodja. Maka, orang-orang Turki akan siap untuk tertawa. Mereka tidak pernah bosan dengan kisah-kisah jenaka Nasruddin.
Cerita-cerita yang mungkin terdengar membosankan untuk orang lain, selalu memiliki sesuatu yang menarik bagi orang Turki. Misalnya, cerita tentang Nasruddin yang melempar ragi ke danau garam dekat Aksehir.
Nasruddin tahu benar bahwa sedikit ragi tidak dapat memfermentasi danau besar menjadi danau yoghurt. Tapi, dia tetap melakukan hal konyol itu, hal itulah yang disukai oleh orang-orang, sikap konyolnya yang jenaka