IHRAM.CO.ID, Era Revolusi Industri selalu digembor-gemborkan lahir atas prakarsa negaranegara Barat di Benua Eropa pada abad ke- 18. Pada kurun tersebut, terpatri kesan dan klaim bahwa saat itulah teknik produksi massal di tanah Inggris melahirkan industri yang mendongkrak perekonomian dunia. Padahal, jauh berabadabad sebelumnya, telah terjadi distribusi barang-barang industri dari Cina ke daratan Spanyol.
Perdagangan tersebut terjadi saat Eropa mengalami Masa Kegelapan pada abad pertengahan. Sebaliknya, peradaban Islam mengalami kejayaan medio tahun 700-1700 Masehi. Hasil industri komunitas Muslim kala itu menyebar luas ke seberang benua.
Meskipun relatif lebih kecil daripada perspektif proses serta persebaran industri modern, artikel karya sejarawan Salim T S al- Hassani, 1000 Years of Missing Industrial History, membuktikan bahwa zaman industri dirintis kaum Muslim.
Tetapi, bangsa Barat berhasil meyakinkan jika industri massal mereka menginspirasi sebagian besar negara-negara di dunia. Ahli sejarah perindustrian Inggris, Eropa, dan Amerika sengaja tak menulis literatur tentang industri di tengah komunitas Muslim.
Bahkan, negara-negara yang tak mengikuti jejak industri mesin massal mereka dikelompokkan ke dalam negara ketiga. Maksudnya, kelompok ini dinilai tak mempunyai tradisi serta sejarah industri karena dinilai kesulitan berinovasi dalam upaya meningkatkan derajat sosialnya di jalur perindustrian modern.
Anggapan tadi terbantahkan dengan catatan Hassani. Dia berhasil menelaah berbagai aspek kehidupan negara-negara Islam. Menurut dia, pada era awal peradaban Islam, sudah ada alat produksi yang ditemui, yaitu kincir angin dan kincir air. Kedua alat ini menopang ketersediaan tenaga penggerak dalam proses industri.
Sedangkan, varian produk kala itu didominasi industri logam, kertas, minyak, gerabah, kaca, kain, herbal, perkapalan, dan perikanan. Ada pula hasil lain dari penyulingan mineral, pengolahan baja, hingga produk bahan kimia.