Jumat 18 Nov 2022 20:02 WIB

Robot Berbentuk Perahu, Mahakarya Al-Jazari

Untuk menggerakkan robot, Al-Jazari manfaatkan tenaga air (hidrolik)

Salah satu buah pemikiran A Jazari
Foto: Muslimheritage.com
Salah satu buah pemikiran A Jazari

IHRAM.CO.ID, Sejarah dunia Islam mencatat, teknologi robot dirintis di Jazirah Arab pada abad ke-13. Di bidang ini, tersebutlah seorang insinyur mekanik yang hidup pada masa Dinasti Artuqid,  Ibnu Ismail al-Jazari.

Pada 1206 M, sang jenius al-Jazari sudah mampu menciptakan robot manusia (humanoid) yang bisa diprogram. Ini mematahkan anggapan bahwa perintis robot pertama adalah ilmuwan sekaligus seniman Italia, Leonardo da Vinci, yang merancang robot pada medio 1478 M.

Baca Juga

Salah satu mahakarya al-Jazari adalah robot berbentuk perahu. Selain bisa terapung di atas permukaan air, perahu ini ditumpangi empat robot pemain musik yakni dua penabuh drum, seorang pemetik harpa, dan seorang peniup seruling. Jazari mempersembahkan karya ini untuk menghibur para tamu kerajaan dalam suatu jamuan makan.

Untuk menggerakkan robot ini, al-Jazari dengan cerdiknya menggunakan tenaga air (hidrolik). Karena kecerdikan itu, dunia pun setuju untuk menyebutnya sebagai Bapak Robot.

Bernama lengkap al-Sheikh Rais al-Amal Badi al-Zaman Abu al-Izz Ibnu Ismail Ibnu al-Arazzaz al-Jazari, ia diperkirakan lahir pada 1136 M. Nama belakang al-Jazari merujuk pada tempat kelahirannya di Jazirah Ibnu Umar di Diyar Bakir, Turki. Ada juga pendapat yang menyebutkan, al-Jazari lahir di al-Jazira, suatu kawasan di sebelah utara Mesopotamia atau tepatnya di sebelah utara Irak dan timur laut Suriah.

Al-Jazari dikenal setia pada para raja Dinasti Artukid di Turki yang berkuasa pada 1174 M-1200  M. Jiwanya terinspirasi  pengabdian sang ayah yang juga seorang insinyur pencipta beragam mesin. Selain setia pada sang khalifah, al-Jazari juga dikenal produktif dalam mencipta aneka temuan teknik.

Ia menuliskan seluruh hasil temuannya dalam Kitab fi Ma’rifat al-Hiyal al-Handasiyya. Karya fenomenal ini dibuat atas permintaan Sultan Nasir al-Din Mahmud. Risalah yang mengabadikan 50 temuannya itu mengundang decak kagum para sejarawan teknologi dunia. Ini karena al-Jazari secara lugas dan jelas memaparkan berbagai petunjuk dan tata cara pembuatan suatu sistem atau perangkat. Alhasil, para pembaca risalahnya bisa mempraktikkan rancangan atau temuan al-Jazari.

Tak bisa dimungkiri pentingnya hasil karya Jazari dalam sejarah bidang teknik. Beliau memberikan banyak instruksi untuk desain, pembuatan, dan perakitan mesin,” kata insinyur sekaligus sejarawan teknologi Islam berkebangsaan Inggris, Donald R Hill. Secara khusus, ia memang meneliti berbagai karya al-Jazari.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement