Sabtu 26 Nov 2022 03:33 WIB

Ilmuwan-Ilmuwan Terkemuka era Dinasti al-Murabitun

Dinasti Al-Murabitun berbagai bidang ilmu pengetahuan dikembangkan.

Tentara Dinasti Al-Murabitun (ilustrasi)
Foto:

- Ibnu Bajjah

Nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh merupakan filsuf dan dokter Muslim Andalusia yang dikenal di Barat dengan nama Avempace. Ia lahir di Saragossa, Spanyol, pada tahun 1082 M dan meninggal di Fez, Maroko, pada 1138 M.

Ziaduddin Sardar dalam bukunya, Science in Islamic Philosopy, menggambarkan sosok Ibnu Bajjah sebagai sarjana Muslim multitalenta. Ibnu Bajjah dikenal sebagai seorang astronom, musisi, dokter, fisikawan, psikolog, pujangga, filsuf, dan ahli logika serta matematikus. Ia mengembangkan beragam ilmu pengetahuan di zaman kekuasaan Dinasti al-Murabitun 

Ibnu Bajjah dikenal sebagai penyair yang hebat. Pamornya sebagai seorang sastrawan dan ahli bahasa begitu mengilap. Salah satu bukti kehebatannya dalam bidang sastra dibuktikannya dengan meraih kemenangan dalam kompetisi puisi bergengsi di zamannya. Emilio Gracia Gomes dalam esainya bertajuk, Moorish Spain, mencatat Ibnu Bajjah sebagai seorang sastrawan hebat.

Menurut seorang penulis kontemporer, Ibnu Khaqan, selain dikenal  sebagai seorang penyair, Ibn Bajjah juga dikenal sebagai musisi. Ia piawai bermain musik, terutama gambus. Yang lebih mengesankan lagi, Ibnu Bajjah adalah ilmuwan yang hafal Alquran. Selain menguasai beragam ilmu, Ibnu Bajjah pun dikenal pula sebagai politikus ulung.

Kehebatannya dalam berpolitik mendapat perhatian dari Abu Bakar bin Ibrahim, seorang gubernur Dinasti al-Murabitun. Ia pun diangkat sebagai menteri semasa Abu Bakar Ibrahim berkuasa di Saragosa. Setelah itu, selama 20 tahun, Ibnu Bajjah pun diangkat menjadi menteri oleh Yahya bin Yusuf bin Tasyfin, yang tak lain adalah saudara Sultan Dinasti al-Murabitun, Yusuf bin Tasyfin.

Pemikirannya memiliki pengaruh yang jelas pada Ibnu Rusyd. Kebanyakan buku dan tulisannya tidak lengkap (atau teratur baik) karena kematiannya yang cepat. Buah pikirnya yang paling populer adalah Risalah al-Wida. Dalam kitab itu, Ibnu Bajjah menceritakan tentang ketuhanan, kewujudan manusia, alam, dan uraian mengenai bidang perobatan.

Karya Ibnu Bajjah lainnya yang berpengaruh adalah Kitab Tadbir al-Mutawahhid. Kitab itu mengungkap pandangannya dalam bidang politik dan filsafat. Ia lebih menekankan kehidupan individu dalam masyarakat yang disebut Mutawahhid . Risalah Tadbir al-Mutawahhid itu diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol. Karya lainnya adalah risalah al-Ittisal al-Aql Bi al-Insan. Karya yang satu ini mengupas secara detail tentang hubungan akal dengan manusia.

Ibnu Bajjah juga telah menulis sebuah buku yang berjudul, Al-Nafs, yang membicarakan persoalan jiwa. Kitab itu juga menerangkan persoalan yang berkait tentang jiwa manusia dengan Tuhan dan pencapaian manusia yang tertinggi daripada kewujudan manusia yaitu kebahagiaan. Pembicaraan itu banyak dipengaruhi oleh gagasan pemikiran filsafat Yunani, seperti Aristoteles, Galenos, Al-Farabi, dan Al-Razi.

Berkat kontribusinya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, tak mengherankan jika Ibnu Bajjah dinobatkan sebagai ilmuwan yang hebat dan sangat dihormati sepanjang sejarah. “Kedudukan Ibnu Bajjah setara dengan Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, dan Al-Farabi,” kata sejarawan besar, Ibnu Khaldun.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement