Senin 28 Nov 2022 04:43 WIB

Mesir Andalkan Amerika untuk Selesaikan Sengketa Bendungan Nil

GERD sedang dibangun Ethiopia di jalur air utama Mesir, Sungai Nil.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
Dam raksasa Ethiopia di sungai Nil yang di masalahkan Mesir dan Sudan.
Foto: Al jazeera
Dam raksasa Ethiopia di sungai Nil yang di masalahkan Mesir dan Sudan.

IHRAM.CO.ID,KAIRO–Ethiopia memanfaatkan keikutsertaannya dalam KTT iklim PBB COP27 di Sharm el-Sheikh Mesir untuk menyoroti Bendungan Renaisans Etiopia Besar (GERD) sebagai kunci kerja sama regional dalam energi terbarukan. Setelah KTT, Mesir berharap untuk melanjutkan negosiasi yang macet dengan Sudan dan Ethiopia untuk mencapai kesepakatan hukum yang mengikat tentang GERD.

Sepeeti diketahui, GERD sedang dibangun Ethiopia di jalur air utama Mesir, Sungai Nil. Sehingga Mesir khawatir GERD akan memengaruhi bagian air sungainya.

Baca Juga

Dalam wawancara 17 November dengan surat kabar Asharq Al-Awsat, Monica P. Medina, utusan khusus AS untuk keanekaragaman hayati dan sumber daya air, berbicara tentang peran AS dalam menyelesaikan konflik air.

"Pemerintah AS telah menunjuk utusan khusus untuk Tanduk Afrika [Mike Hammer], dan dia bekerja keras untuk menemukan solusi," katanya dilansir dari Al Monitor, Ahad (27/11/2022).

Medina menekankan pentingnya memastikan kesadaran yang memadai tentang tidak membuang-buang air, serta menyediakan solusi teknologi berbiaya rendah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan. Dia ingat bahwa USAID memiliki beragam program untuk membantu petani di Afrika mengelola sumber daya air.

Presiden AS Joe Biden juga menegaskan kembali dukungan negaranya untuk keamanan air Mesir dan hak air di Sungai Nil, selama pertemuan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di sela-sela COP27, dalam kunjungan pertama Biden ke Mesir sejak menjabat dua bertahun-tahun lalu.

Dalam pertemuan tersebut, Sisi meminta AS untuk memainkan pengaruhnya dalam menyelesaikan krisis GERD.

Washington memanggil para pemimpin Mesir, Sudan dan Ethiopia ke KTT AS-Afrika di Washington, DC, yang dijadwalkan pada 13-15 Desember. Menurut situs web Departemen Luar Negeri AS, KTT akan menunjukkan komitmen abadi Amerika Serikat untuk Afrika, dan akan menggarisbawahi pentingnya hubungan AS-Afrika.

Sementara itu, pejabat Mesir dan AS baru-baru ini berpartisipasi dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Dewan Nasional Hubungan AS-Arab yang berbasis di Washington.

Selama konferensi, anggota parlemen Mesir Mohammed Abu al-Enein mengatakan bahwa AS memegang kunci untuk menyelesaikan krisis dan memiliki kemampuan untuk menekan Ethiopia agar bernegosiasi dengan itikad baik dan dengan kemauan politik yang serius dan dalam jangka waktu tertentu.

Diplomat AS dan mantan duta besar untuk Ethiopia Tibor Nagy menekankan bahwa hubungan dengan Mesir dan Ethiopia sangat penting bagi Washington.

"Mesir adalah mitra penting di Timur Tengah sementara Ethiopia mendapatkan tempat di Tanduk Afrika. Ini menjelaskan pernyataan AS yang tidak jelas tentang masalah GERD. Namun demikian, AS secara serius berusaha untuk menyelesaikan krisis di bawah pemerintahan Biden,"ujarnya.

Meski begitu, Ethiopia menolak untuk menandatangani perjanjian selama masa jabatan Presiden Donald Trump, yang membuat pemerintah mendesak dengan nada tajam menteri luar negeri dan irigasi dari tiga negara untuk mencapai kesepakatan.

Nagy berpendapat bahwa Departemen Keuangan AS mempelopori upaya mediasi selama negosiasi sebelumnya, meskipun Departemen Luar Negeri AS paling mampu menangani krisis yang kompleks seperti GERD.

“Sekarang, pemerintahan Biden telah mengubah pendekatannya dan menunjuk seorang utusan AS untuk Tanduk Afrika, yang dengan jelas menunjukkan betapa seriusnya Washington. Addis Ababa mengulur-ulur waktu dengan bersikeras pada mediasi AU dan pakar AU saja,"ujarnya.

Nagy menunjukkan bahwa masalah utamanya adalah kegagalan Mesir dan Ethiopia untuk mencapai kesepakatan. Ia menambahkan bahwa Sudan akan menyetujui apa pun yang disetujui oleh dua lainnya, karena akan mendapat manfaat dari GERD dengan mengatur perairan Nil Biru dan menghasilkan listrik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement