IHRAM.CO.ID, Pada masa-masa awal sejarah Islam, tentara Muslim sebenarnya lebih banyak menggunakan pedang lurus. Bahkan, dari sembilan pedang yang dimiliki Rasulullah SAW, tujuh di antaranya merupakan pedang lurus dengan dua sisi yang tajam. Namun, karena penggambaran melalui foto dan film yang banyak beredar, tentara Islam seakan identik dengan pedang melengkung.
Berdasarkan kajian sejarah, pedang melengkung sebenarnya dikenalkan oleh tentara Islam dari Turki dan wilayah lain di Asia Tengah. Mereka adalah tentara yang dipekerjakan untuk menjadi pengawal kerajaan pada masa Khalifah Abbasiah, al-Mu’tasim. Tapi, tidak ada yang mengetahui, sejak kapan teknologi membuat pedang melengkung ini dikembangkan. Namun, menurut beberapa catatan, pedang jenis ini mulai tersebar dan digunakan sejak abad ke-7, dimulai dari wilayah Hungaria lalu bergerak ke timur hingga mencapai Cina dan Jepang.
Pedang jenis ini disukai tentara Muslim karena penggunaannya yang efisien, terutama bagi tentara berkuda. Karena bentuknya melengkung, pedang jenis ini lebih mudah dicabut dari sarungnya. Pedang ini berfungsi untuk membelah dan memotong. Lengkungan juga memberi tambahan kekuatan dan kecepatan saat diayunkan.
Selain pedang, tentara Muslim juga menggunakan tombak, kampak, gada, dan panah. Busur yang dipakai tentara Muslim memiliki sedikit perbedaan dengan busur biasa. Pada bagian ujung busur tersebut terdapat lengkungan. Lengkungan inilah yang menambah momentum sehingga kekuatan anak panah yang meluncur pada jenis busur itu akan jauh lebih besar.
Pedang terkuat
Pada Perang Salib (1095-1270), pasukan Muslim menjadi sangat ditakuti karena pedang-pedang mereka yang sangat kuat. Sudah menjadi legenda jika pedang itu ditempa dari besi Damaskus, besi terkuat yang mampu menciutkan nyali pasukan Eropa.
Karena kekuatannya itulah, para pembuat pedang Eropa mencoba meniru cara membuat besi Damaskus. Mereka mencoba meniru teknik pencampuran beberapa lapisan besi dan baja. Teknik ini sebenarnya juga sudah dikuasai oleh pembuat pedang di belahan dunia yang lain, seperti para pembuat katana (pedang panjang) di Jepang, bangsa Celtic, dan bangsa Viking. Namun, karakteristik unik dari pedang Damaskus adalah corak aliran air yang terbentuk di permukaannya.
Untuk mendapatkan efek serupa, pembuat pedang Eropa justru mengukir permukaan pedang yang sudah mereka buat dengan perak atau tembaga. Sepintas, hasilnya memang serupa. Tetapi, para pembuat pedang di Eropa itu tidak bisa menyamai esensi kekuatan dari inti besi Damaskus.