Ahad 04 Dec 2022 05:50 WIB

Apartemen Abad Pertengahan di Fustat

Pada abad pertengahan, Fustat atau Kairo sudah terdapat hunian bertingkat lima.

al-Fustat, Kairo, Mesir
Foto: wikipedia
al-Fustat, Kairo, Mesir

IHRAM.CO.ID, Bangunan apartemen berlantai tiga hingga empat juga sangat banyak jumlahnya di kota besar. Ahli geografi dan penjelajah Muslim legendaris al-Muqadisi melukiskan bahwa di Fustat atau Kairo sudah terdapat hunian bertingkat lima.

Itu merupakan bangunan tempat tinggal yang memiliki banyak kamar serta ruangan. Jumlah penghuninya bisa mencapai 200 orang,” papar al-Muqadisi.

Baca Juga

Bahan batu dan batu bata sangat umum dipakai. Selain rumah, digunakan pula untuk membangun masjid besar, istana khalifah dan bangsawan, hingga monumen-monumen megah. Begitu juga fasilitas umum, semisal rumah sakit, kantor pemerintahan, madrasah, dan pemandian umum.

Bentuk kolom dan tata letak bahan bangunan di sejumlah hunian sudah mengadopsi seni arsitektur nan indah, tidak kalah dengan gedung-gedung besar yang dihiasi ornamen bergaya Timur Tengah, Romawi, Mesir, atau Sasanid. James Lindsey pun mencatat, sejumlah bangunan dan hunian abad pertengahan dilengkapi dekorasi dan lukisan yang berasal dari era sebelumnya.

Rumah pada masa itu dilengkapi ruang utama. Ukurannya disesuaikan dengan luas rumah. Di sana anggota keluarga berkumpul dalam suasana santai. Tak ketinggalan beberapa sarana lain, seperti dapur, kamar tidur, dan gudang. Hampir tidak berbeda dengan ciri rumah abad modern.

Pemanas ruangan atau cerobong api hanya dimiliki keluarga menengah atas. Ini karena biaya pembuatan dan perawatannya cukup tinggi. Kamar mandi belum menjadi fasilitas standar, mengingat warga lebih memilih menuju tempat pemandian umum yang ada di tiap kota atau desa.

Tentu saja, pemandian umum dipisahkan antara pria dan wanita. Terdapat pula ruangan shalat. Ketika itu, kaum pria melaksanakan shalat di masjid, sementara para wanita lebih banyak beribadah di rumah. Kaum wanita menghabiskan waktu di rumah bersama anak-anaknya.

Di ruang utama, kaum wanita mengerjakan berbagai aktivitas. Mereka belajar baca tulis bersama saudari dan keluarga yang lain. Terkadang, mereka mencari tambahan pemasukan dengan merajut pakaian atau keterampilan lain di dalam rumah.

Fasilitas cukup penting pada masa itu, yakni halaman terbuka yang tersedia di hampir setiap area permukiman. Keluarga yang tinggal di sekitarnya saling berkumpul di halaman.

Mereka melakukan kegiatan bersama, mulai dari memasak sampai membuat api unggun. Di kalangan warga nomaden, ruang lapang semacam ini digunakan untuk banyak fungsi, misalnya dapur.

Para bangsawan dan petinggi kerajaan memiliki halaman yang indah karena dihiasi sejumlah ornamen, seperti air mancur, taman bunga, kanopi, dan kolam. Halaman ini dianggap kaya dengan unsur estetika.

Di halaman pula tuan rumah dapat menerima tamu atau mengadakan acara jamuan makan. Pada rumah kalangan berpunya, terdapat ruangan khusus untuk para wanita atau hareem. Umumnya, ruangan itu dipisahkan dengan kain tirai atau partisi.

Salah satu perhatian utama, baik di rumah biasa maupun rumah bertingkat, adalah ventilasi udara. Cuaca yang kerap berubah pada siang hari panas menyengat dan di malam hari sangat dingin membutuhkan sarana khusus agar tidak mengganggu kenyamanan.

Maka itu, dibuatlah sistem ventilasi bernama mashrabiyya. Ini terbuat dari susunan kayu untuk menutupi pintu, jendela, atau balkon. Bisa pula bahan yang digunakan adalah keramik. Sarana ini terbukti sangat efektif dalam menyortir udara atau melindungi ruangan dari hawa panas dan dingin. 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement