IHRAM.CO.ID, JENEWA -- Lebih dari 11 ribu anak laki-laki dan perempuan telah terbunuh dan terluka dalam perang di Yaman sejak 2015. UNICEF bahkan menduga jumlahnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi dari yang telah dilaporkan.
Kepala UNICEF Catherine Russell yang telah menyelesaikan kunjungan ke negara itu, menyerukan pembaruan gencatan senjata yang mendesak antara pemerintah dan pemberontak Houthi. Perjanjian penting itu awalnya diumumkan pada April dan menyebabkan pengurangan intensitas konflik yang signifikan.
“Namun, 62 anak lainnya telah terbunuh atau terluka dalam periode tersebut sejak berakhir pada awal Oktober dan 30 November,” kata UNICEF, dilansir dari Saudi Gazette, Senin (12/12/2022).
Selain itu, setidaknya 74 anak-anak termasuk di antara 164 orang yang tewas atau terluka oleh ranjau darat dan persenjataan yang belum meledak antara Juli dan September saja. Russell mengunjungi sebuah rumah sakit di kota Aden di mana dia bertemu Yasin (7 bulan) dan ibunya, Saba, yang hidupnya telah menjadi perjuangan untuk bertahan hidup.
"Ribuan anak telah kehilangan nyawa mereka, ratusan ribu lainnya tetap berisiko meninggal karena penyakit yang dapat dicegah atau kelaparan. Yasin hanyalah salah satu dari terlalu banyak anak-anak yang kekurangan gizi parah di Yaman. Mereka semua membutuhkan dukungan segera karena layanan dasar telah runtuh," katanya.