Mengingat pelaksanaan ibadah haji tidak sepenuhnya dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, melainkan masih ada campur tangan dari Kerajaan Arab Saudi selaku tuan rumah, ada beberapa masukan dari jamaah terkait penguatan kerja sama dengan Kerajaan dalam menyempurnakan pelayanan.
Matgo menyebut ada masukan dari jamaah terkait penomoran maktab dan peta di wilayan Mina sebaiknya dibuat lebih detail dan jelas. Diharapkan pula ada tanda arah (signed board) menuju terminal bus sholawat di setiap pintu keluar Masjidil Haram, agar memudahkan jamaah.
Catatan terakhir yang disampaikan jamaah berkaitan dengan penyempurnaan pelayanan oleh penyelenggara ibadah haji. Salah satunya adalah perlu diupayakan perekrutan tenaga kerja (sopir bus) dan menambah juru masak dari Indonesia melalui kerja sama lintas kementerian.
"Kemudian, diperlukan petugas pos kesehatan di Mina yang selalu siaga di pos yang tersedia. Terakhir, mengoptimalkan sarana dan prasarana yang tersedia di sekitar tempat menginap jamaah," katanya.
Ia menyebut kondisi penyelenggaraan haji 2022 berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal ini terlihat jelas dari jumlah dan karakteristik jamaah, menyusul pembatasan yang ditentukan Arab Saudi sebagai akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan kondisi dan karakteristik itu, nilai IKJHI sebesar 90,45. Tingkat kepuasan tertinggi dicapai oleh daerah kerja/satuan operasi Makkah dengan 91,57 poin. Sementara jenis layanan dengan nilai tertinggi adalah pelayanan transportasi bus antarkota (non-Armuzna) yang mencapai 91,93.