IHRAM.CO.ID,Sejumlah kitab penting yang ditulis para dokter Muslim telah menjadi rujukan kedokteran modern, khususnya studi urologi. Di antara kitab medis klasik yang begitu besar pengaruhnya bagi studi kedokteran itu, antara lain:
Kitab Al-Hawi
Kitab kedokteran ini ditulis Ar-Razi yang hidup di Baghdad antara tahun 841 M - 926 M. Kitab ini dipandang sebagai sebuah masterpiece kedokteran klinik. Al-Hawi yang terdiri atas 23 volume itu merupakan ensiklopedia kedokteran dan bedah. Inilah sumbangan yang monumental dari seorang dokter Muslim yang dikenal di Barat dengan panggilan Razes. Buah pemikiran sang ilmuwan Muslim serbabisa itu juga mengkaji secara detail tentang studi urologi.
Kitab Risiila Fi Siyasat As-Sibyian Wa Tadbirihim
Buku kedokteran ini ditulis oleh Ibnu Al-Jazzar atau Al-Gizar (895 M - 980 M). Buah pikir dokter yang begitu populer di Qairawan itu terdiri atas 22 bab. Kitab ini dinilai sebagai buku kedokteran yang mencoba melanjutkan pemikiran Al-Razi. Kitab ini secara khusus juga membahas tentang gangguan atau penyakit urologi. Al-Jazzar mengupas dan membedah urologi dalam satu bab khusus.
Kitab At-Tasrif
Inilah buah pikir Al-Zahrawi atau Abulcasis (930 M - 1013 M) yang paling legendaris. Ensiklopedia kedokteran dan bedah itu terdiri atas 30 bab. Karya dokter Muslim asal Cordoba itu tak cuma legendaris, namun juga fenomenal. Sejumlah sejarawan menggambarkan pencapaian yang berhasil ditorehkan Al-Zahrawi lewat kitabnya itu sungguh mengagumkan.
Betapa tidak. Al-Zahrawi dinilai mampu menjelaskan prosedur bedah serta peralatan-peralatan bedah yang diperlukan. Padahal, saat itu, belum ada satu kitab kedokteran pun yang mengupasnya. Para sejarawan kedokteran, seperti Cumston, Spink, dan Lewis menyatakan, Al-Zahrawi merupakan peletak dasar lithotripsy--sebuah prosedur dalam kedokteran untuk memecahkan batu yang terdapat di ginjal, saluran kemih, dan kandung kemih.
Kitab Al-Qanun fi Al-Tibb
Al-Qanun adalah kitab kedokteran paling termasyhur yang ditulis dokter Muslim bernama Ibnu Sina. Karya monumental dokter yang tinggal di Hamadan dan Jurjan dari 980 M hingga 1037 M ini begitu berpengaruh di dunia kedokteran Eropa pada abad pertengahan. Kitab ini juga mengkaji secara khusus studi urologi.
Kitab ini masih dijadikan rujukan sekolah kedokteran di dunia hingga abad ke-18 M dan awal abad ke-19 M. Al-Qanun pun menjadi semacam standar kedokteran, baik di Eropa maupun di dunia Islam. Kitab ini sempat menjadi buku referensi utama yang banyak dipakai di fakultas kedokteran, salah satunya di University of Montpellier, Prancis, pada tahun 1650. Banyak bagian dari buku kedokteran ini yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Cina. Di negeri Tirai Bambu itu, Al-Qanun fi Al-Tibb dikenal dengan judul Hui Hui Yao Fang.