Puluhan LSM nasional dan internasional terus bekerja di beberapa sektor di daerah terpencil Afghanistan. B anyak dari karyawan mereka adalah perempuan.
Serangan untuk hak-hak perempuan
Perintah tersebut merupakan serangan terbaru terhadap hak-hak perempuan di Afghanistan. Pada Selasa, pihak berwenang melarang semua wanita menghadiri universitas, memicu kecaman dari Amerika Serikat, PBB, dan beberapa negara Muslim.
Kelompok Tujuh negara demokrasi industri mengatakan larangan itu mungkin merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Larangan itu diumumkan kurang dari tiga bulan setelah ribuan wanita diizinkan mengikuti ujian masuk universitas.
Menanggapi perintah tersebut, sekitar 400 siswa laki-laki memboikot ujian di kota selatan Kandahar pusat kekuatan de facto Taliban, protes yang jarang dilakukan oleh laki-laki. “Pemogokan para mahasiswa dibubarkan oleh pasukan Taliban yang melepaskan tembakan ke udara,” kata seorang dosen di Universitas Mirwais Neeka.
Taliban melarang gadis remaja dari sekolah menengah dan wanita diusir dari banyak pekerjaan pemerintah, dicegah bepergian tanpa kerabat laki-laki dan diperintahkan menutupi diri di luar rumah, idealnya dengan burqa. Mereka juga tidak diperbolehkan memasuki taman atau kebun.
Taliban juga telah melanjutkan pencambukan publik terhadap pria dan wanita dalam beberapa pekan terakhir, memperluas implementasi mereka atas interpretasi ekstrem terhadap hukum Islam.