Rabu 11 Jan 2023 16:06 WIB

Populasi Gaza Lampaui 2,3 Juta Jiwa

Ada peningkatan signifikan dalam jumlah bayi yang baru lahir di Gaza.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina berbaris sambil mengibarkan bendera nasional mereka selama unjuk rasa solidaritas dengan Al-Quds, atau Yerusalem, di jalan utama di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Jumat, 9 September 2022. Populasi Gaza Lampaui 2,3 Juta Jiwa
Foto:

Pusat medis UNRWA, kata Eliyan, telah mengadopsi program keluarga berencana untuk mendorong para ibu agar tidak melahirkan banyak bayi untuk memastikan (bayi baru) memiliki hak mereka untuk hidup normal dan sehat. “Terkadang, kami menemukan ada beberapa reaksi positif dari para ibu, tetapi di lain waktu kami menantang beberapa kendala terutama dari mereka yang memiliki dua atau tiga bayi,” katanya. 

Alaa Mashaal, seorang ibu tiga anak yang tinggal di Gaza, adalah seorang ibu dalam kemiskinan yang secara teratur menghadapi banyak tantangan dalam menyediakan kebutuhan dasar bagi anak-anaknya.  "Kami tidak bisa berhenti melahirkan bayi kami karena kami memiliki tradisi sosial memiliki banyak anak dalam keluarga yang sama," kata ibu berusia 25 tahun itu.

“Saya benar-benar berjuang membesarkan bayi saya dan bahkan membiarkan mereka hidup pada tingkat yang stabil,” tambahnya.

Dia berkata suaminya tidak bisa mendapatkan lebih dari 15 dolar (Rp 233 ribu) sehari dengan bekerja di supermarket lokal meskipun dia lulusan universitas. "Kami memiliki impian besar, tetapi kenyataan pahit kami menghalangi kami untuk mencapai tujuan minimum kami," tambahnya.  

Linda Atallah (52 tahun), ibu delapan anak lainnya yang berbasis di Gaza, berharap tidak memiliki keterbatasan dalam melahirkan anak-anaknya karena dia tidak dapat merawat mereka semua. "Saya melahirkan enam dari mereka sebelum 2007, ketika suami saya bekerja di Israel dan kami memiliki banyak uang memberi makan dan merawat mereka semua," kenang Linda.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement