IHRAM.CO.ID, LONDON -- Paus Fransiskus menyerukan pelestarian status quo sejarah dan hukum di Yerusalem yang diduduki. Paus juga mengungkapkan keprihatinannya tentang meningkatnya kekerasan di Yerusalem yang menyebabkan lebih banyak korban.
Pernyataan itu disampaikannya selama pertemuan tahunannya dengan korps diplomatik yang terakreditasi di Kota Vatikan pada Senin (9/1/2023). Dilansir dari Wafa, Selasa (10/1/2023), dia mengatakan Yerusalem milik tiga agama monoteistik, yakni Islam, Yudaisme, dan Kristen. Dia mencatat Yerusalem harus menjadi forum perdamaian daripada pertunjukan konflik.
"Nama Yerusalem mengingatkan citra aslinya yang seharusnya menjadi forum perdamaian dan bukan teater konflik, seperti sekarang ini," kata Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus menyatakan keyakinan penuhnya bahwa Yerusalem akan menjadi tempat dan simbol pertemuan, persaudaraan, dan praktik ibadah dan doa secara bebas dan damai di tempat-tempat suci, atas dasar kesinambungan dan memastikan pelestarian sejarah dan hukum status tempat suci.
Ia berharap Palestina dan Israel kembali berdialog langsung. Hal ini guna mengimplementasikan visi kedua negara dalam segala dimensinya dan dalam kerangka hukum internasional serta resolusi PBB yang relevan.
Duta Besar Palestina untuk Takhta Suci, Issa Kassissieh, menyampaikan salam Presiden Mahmoud Abbas kepada Paus selama pertemuan tersebut. Ia juga mendesaknya untuk terus berdoa bagi keadilan dan perdamaian di Yerusalem, serta hak bagi rakyat Palestina menentukan nasibnya sendiri.