Sabtu 21 Jan 2023 08:01 WIB

Pentingnya Fasilitas Kamar Barokah untuk Pasangan Jamaah Haji

Kamar barokah dinilai perlu bagi pasangan jamaah haji.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Pentingnya Fasilitas Kamar Barokah untuk Pasangan Jamaah Haji. Foto:   Hotel di Makkah.
Foto: arab news
Pentingnya Fasilitas Kamar Barokah untuk Pasangan Jamaah Haji. Foto: Hotel di Makkah.

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Anggota Amirul Hajj tahun 2022, Muhammad Khoirul Muttaqin, menyampaikan pentingnya keberadaan fasilitas ghurfatul barakah atau kamar barokah bagi jamaah haji. Menurutnya, pemerintah perlu memperhatikan kebutuhan jamaah haji akan kamar berkah, kamar mesra, kamar cinta atau kamar rindu.

Khoirul mengatakan, sebetulnya semua jamaah haji yang datang ke Tanah Suci berniat untuk menunaikan ibadah haji. Mereka tidak berpikir untuk bermesra-mesraan dengan pasangannya. Apalagi mereka dipisahkan berdasarkan jenis kelamin di Tanah Suci.

Baca Juga

"Tapi ada faktor-faktor yang mendorong mereka untuk melakukan hubungan dengan pasangannya, setelah menunaikan rukun haji atau ibadah haji dan sudah melepaskan ihram itu sudah tidak ada larangan (melakukan hubungan badan)," kata Khoirul kepada Republika, Kamis (19/1/2023).

Ia menerangkan, ketika jamaah haji sudah selesai melaksanakan rukun ibadah haji, mereka menunggu antrean kepulangan dan waktunya cukup lama. Pada waktu tunggu yang lama ini biasanya terjadi interaksi suami dan istri yang cukup intens. Sekaligus ini menjadi momen mereka melepas kerinduan dengan pasangannya.

Terlebih, mereka tahu setelah rukun haji selesai dan sudah tidak mengenakan pakaian ihram, maka tidak ada lagi larangan untuk berhubungan badan. Inilah yang menjadi pemicu mereka untuk melakukan hubungan badan.

"Selain itu, pemicu lainnya memang ada niat dari pasangan suami dan istri yang masih muda yang kesulitan untuk mendapatkan keturunan selama di Indonesia, kemudian mereka berangkat (ke Tanah Suci), mereka punya niat ingin mendapatkan keturunan di sana," ujar Khoirul.

Ia menjelaskan, keinginan mereka mempunyai keturunan diekspresikan dengan memanjatkan doa di Tanah Suci. Selan itu dengan memanfaatkan waktu-waktu yang tidak dilarang untuk berhubungan badan dengan pasangannya.

Tentu keunginan jamaah haji melakukan hubungan badan dengan pasangannya tidak bisa dilarang pemerintah, karena siapapun tidak bisa melarang hak mereka. Sehingga harus ada solusi dan tidak bisa dibiarkan begitu saja.

"Karena kalau dibiarkan khawatir menjadi perkara, ini bisa menjadi pemandangan aneh atau tabu di ruang publik atau di tempat-tempat yang tidak semestinya, maka kamar berkah ini memang perlu diadakan, selama ini ada banyak istilah, ada kamar berkah, ada kamar mesra, ada kamar cinta, kamar rindu," jelasnya.

Khoirul menjelaskan, selama ini ada kamar berkah karena ada kepedulian para petugas haji atau para mukimin. Biasanya ketua rombongan yang punya kepedulian memfasilitasi jamaah haji. Kemudian Mereka menyediakan kamarnya pada momen-momen tertentu yang tidak dilarang waktunya atau setelah ibadah haji selesai.

"Ada juga mukimin yang kerjasama dengan para pemilik hotel atau apartemen (untuk menyediakan kamar berkah), sampai hari ini memang belum disediakan oleh pemerintah (kamar bekah itu)," ujarnya.

Khoirul mengatakan, sudah sampaikan kebutuhan jamaah haji akan kamar berkah. Mungkin perlu diperhatikan kebutuhan jamaah haji ini, kalau tidak diperhatikan bisa menciptakan suasana yang tidak baik. Sehingga mungkin perlu diatur oleh pemerintah terkait keberadaan kamar berkah ini.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement