Senin 23 Jan 2023 15:43 WIB

Lebanon Desak Israel Akhiri Pengepungan di Gaza

Warga Gaza mengalami pengepungan Israel selama 16 tahun.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
 Pendukung Hamas Palestina menghadiri rapat umum yang menandai peringatan 35 tahun berdirinya gerakan tersebut, di Kota Gaza 14 Desember 2022. Lebanon Desak Israel Akhiri Pengepungan di Gaza
Foto: REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA
Pendukung Hamas Palestina menghadiri rapat umum yang menandai peringatan 35 tahun berdirinya gerakan tersebut, di Kota Gaza 14 Desember 2022. Lebanon Desak Israel Akhiri Pengepungan di Gaza

IHRAM.CO.ID, BEIRUT -- Menteri Kebudayaan Lebanon Hakim Muhammad Wissam Al-Murtada, pada Jumat (20/1/2023) menyerukan untuk mencabut pengepungan Israel yang diberlakukan di Jalur Gaza. Ini terjadi selama kunjungan delegasi Konferensi Populer untuk Orang Palestina di Luar Negeri (PCPA) ke menteri Lebanon di kantornya di Beirut.

 

Baca Juga

Al-Murtada menekankan pentingnya menyatukan semua upaya dalam pertempuran untuk membebaskan Palestina: "Untuk menjadi lebih kuat dan meraih kemenangan."

"Pentingnya persatuan di antara semua faksi Palestina dan semua warna budaya yang menjadi mitra di negara yang sama,” kata dia, dilansir dari Middle East Monitor, Ahad (22/1/2023).

Delegasi PCPA terdiri dari Sekretaris Jenderal Hisham Abu Mahfouz, Juru Bicara Ziyad Al-Aloul, Direktur kantornya di Lebanon Hanan Aruri, anggota Sekretariat Jenderal Ahmad Meshaal, dan reporter Wafaa Bahani. Delegasi PCPA berterima kasih kepada menteri atas pendiriannya dalam mendukung rakyat Palestina, serta pandangannya yang anti-pendudukan Israel.

“Kunjungan ini datang sebagai bagian dari tur yang dilakukan oleh PCPA yang mencakup pertemuan dengan faksi Palestina dan tokoh internasional untuk memobilisasi dukungan resmi dan publik untuk perjuangan Palestina,” jelas Al-Aloul.

Al-Aloul, yang juga koordinator kampanye PCPA melawan pengepungan Israel di Gaza, menegaskan PCPA mengerahkan banyak upaya untuk menghentikan pengepungan yang diberlakukan di kantong pantai, yang penduduknya telah mengalami kondisi kehidupan yang keras selama 16 tahun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement