Kamis 02 Jul 2015 10:40 WIB

BRISyariah Upaya Maksimal Raih Peluang Perjalanan Haji Umrah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
BRI Syariah.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
BRI Syariah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank BRISyariah berupaya maksimal meraih peluang dana dari bisnis agen perjalanan ibadah haji dan umrah dengan mewarkan aneka produk dan layanan terkait.

Direktur Konsumer dan Mikro BRISyariah Pardiman mengatakan, selain menawarkan produk dan layanan yang berkaitan langsung dengan calon jamaah, BRISyariah juga menawarkan layanan dan produk bagi agen perjalanan haji dan umrah.

Bagi calon jamaah, BRISyariah memiliki produk tabungan haji khusus, pembiayaan manasik haji di Tanah Suci, tabungan haji reguler, tabungan impian yang bermuatan investasi, dan pembiayaan umrah.

''Pembiayaan manasik haji di Tanah Suci ini merupakan bagi calon jamaah yang sudah melunasi setoran haji. Sambil menunggu, kami menawarkan pembiayaan untuk manasik haji khusus,'' tutur Pardiman dalam pertemuan tahunan Himpunan Penyenggara Umrah dan Haji (Himpuh), Rabu (1/7).

Untuk agen perjalanan haji dan umrah, BRISyariah menyediakan produk dan layanan seperti pembiayaan modal kerja, pembiayaan investasi, bank garansi (kafalah), remitansi, penukaran valas (sharf), dan sistem manajemen dana tunai.

''Manajemen dana tunai ini adalah internet banking bagi agen. Sistem terkoneksi dengan sistem BRISyariah sehingga transaksi bisa cepat. Seperti memindahkan bank ke kantor kita,'' kata Pardiman.

Pardiman mengungkapkan, saat ini BRISyariah tengah dalam proses untuk bisa bekerja sama dengan label kartu internasional seperti MasterCard dan Visa. ''Kami paham ini kebutuhan mendasar dan sudah didaftarkan,'' kata dia menjelaskan.

Group Head Funding & Banking Services Group BRISyariah Wijayanto mengungkapkan, saat ini dana haji non pelimpahan yang dikelola BRISyariah sekitar Rp 1 triliun. Setelah pelimpahan yang diinsturksikan Kementerian Agama pada 2014 lalu, masih ada sisa dana pelimpahan di induk BRI sekitar Rp 1 triliun.

Untuk penempatan, secara prinsip, semua sumber dana dicampur, baik dari dana murah (tabungan dan giro) maupun dana haji, yang kemudian disalurkan ke pembiayaan produktif. ''Tidak spesifik dana haji untuk pembiayaan tertentu, ada juga ke bank lain dan surat berharga,'' kata Wijayanto.

Jika Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sudah resmi ada, bisa jadi ada aturan tersendiri untuk penempatan dana haji. Prinsipnya, kata dia, adalah tidak rugi, baik bagi Kemenag maupun bagi bank.

Untuk haji plus, ia mengatakan memang belum banyak. Tahun ini baru seribu orang yang melunasi haji plus dengan volume sekitar empat juta dolar AS ditambah setoran sekitar dua juta dolar AS.

Ketua Himpuh Ahmad Baluki berharap layanan dan produk BRISyariah bisa kompetitif dengan bank-bank syariah lain. Misalnya untuk bank garansi yang di beberapa bank tidak mensyaratkan kolateral, hanya premi.

Pun tukar valas yang ditangani secara jelas. Baluki mengaku kapok dengan bank yang tidak jelas kantor korespondennya di Tanah Suci. ''Dolar kami berikan di sini untuk ditukar rial di Tanah Suci. Di sana, kami menerima dari satu orang, bukan dari kantor bank koresponden,'' kata Baluki.

Kebutuhan akan valas jadi penting sebab ada batasan uang tunai yang boleh dibawa agen dan jamaah. Bagi agen, ini jadi krusial karena mereka harus mencari cara menangani pembayaran aneka fasilitas bagi jamaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement