Selasa 01 Oct 2013 13:32 WIB

Kisah Srikandi Pengawal Jamaah Tersesat

Seorang petugas haji Indonesia daerah kerja Makkah sedang melayani jamaah haji khusus yang tersesat di Masjidil Haram.
Foto: Heri Ruslan/Republika
Seorang petugas haji Indonesia daerah kerja Makkah sedang melayani jamaah haji khusus yang tersesat di Masjidil Haram.

REPUBLIKA.CO.ID, Gerak gesitnya ditemani tutur kata yang halus. Dengan sabar, dia merangkul kecemasan yang terpancar di wajah-wajah jamaah haji tersesat. Pasukan srikandi sektor khusus Masjidil Haram ini lalu mengawal para tamu Allah itu pulang ke pemondokan.

Jamaah haji tersesat beragam usia silih berganti datang mengadu saat kehilangan arah menuju pemondokan. Mereka menyambangi ‘markas’ sektor khusus yang berada di mulut pintu keluar Marwah Masjidil Haram.

Sang srikandi sektor khusus yang berasal dari unsur TNI/Polri dengan sigap ‘menangkap’ sinyal sinyal kebingungan jamaah haji tersesat.

Mereka berjumlah 6 orang, bekerja dalam 2 shift selama 12 jam. Mereka bahkan tidak segan-segan jemput bola menyisir dan menyambangi jamaah yang clingak-clinguk penuh cemas di pelataran masjid terbesar di dunia itu.

“Bapak mau ke mana? Mau pulang ke pemondokan ya?” sapa Budi Purwati Ningsih ramah kepada seorang jamaah haji lansia yang mengenakan baju ihram dan tampak kebingungan itu, di area pintu keluar Marwah, Masjidil Haram, Senin (30/9), seperti dilansir Media Center Haji.

“Saya mau pulang, tapi terpencar dari teman-teman,” cerita si jamaah tersesat. Budi Purwati yang bertugas di Mabes Polri itu juga memastikan sang jamaah hati itu telah sempurna menjalani prosesi umrah “Bapak sudah tawaf 7 kali? Sudah sai 7 kali? Sudah tahalul?,” tanya Budi Purwati.

Si jamaah yang diketahui bernama manggut-manggut. “Sudah. Saya mau pulang, istirahat, pingin tidur,” dengan raut wajah terlihat lelah itu. “Bapak didata dulu, minum dulu ya. Sabar ya Pak. Sopir kami sedang antar jamaah lain, nanti gantian antar Bapak,” ujar Budi Purwati memeriksa gelang identitas dan mencatat lokasi pemondokan jamaah.

Wajah jamaah haji lansia itu berubah sumringah ketika tiba giliran diantar pulang. “Terima kasih ya, Bu,” ucap jamaah itu sambil tersenyum dan menjabat tangan perempuan asal Solo itu.

Pengamanan jamaah haji juga dipersembahkan Puspa Riana Ramli. Perempuan ayu dan ramah ini sigap wara wiri mengantar jamaah haji ke mobil petugas haji yang mengantar ‘pasien’ tersesat ke rumah. Ia juga menawarkan makanan dan minuman bagi jamaah haji. “Sabar ya Pak, sabar ya Bu nanti diantar,” hibur Puspa.

Puspa juga jeli memperhatikan gerak-gerik mencurigakan orang yang tidak dikenal di antara jamaah haji “Saya pernah ikuti pria itu terusn dia orang Indonesia. Gerak-geriknya mencurigakan. Saya pepet dan pantau terus hingga akhirnya dia keluar dari tengah-tengah kumpulan jamaah haji,” cerita perempuan yang bertugas di Mabes TNI itu.

Sedangkan Esti Chasanah Wongsopawiro punya kisah sendiri. Ia pernah mengejar jamaah haji yang linglung. “Jamaah itu bilang, ini Solo ya. Dibantu antar pulang sulit sekali sampai akhirnya bersedia, kita tenangkan dan diantarlah ke pemondokan,” ujar Esti yang murah senyum ini.

“Saya bahagia kalau melihat jamaah haji tersenyum lagi setiba di pemondokan,” ujarnya. Wakasektor khusus Tien Abdullah juga punya pengalaman tersendiri. Ia lebih senang blusukan di lapangan membantu jamaah tersesat.

Tien pernah nyaris ditimpuk sandal oleh jamaah haji yang panik dan tidak sabaran manakala diminta menunggu giliran mobil pengantar jamaah sesat “Saya minta jamaah itu sabar dan terus berdoa. Saat itu saya harus menangani jamaah haji pingsan, satu sisi ada kakek yang kakinya lecet-lecet semua. Padahal jamaah harus antre menunggu giliran mobil yang akan membawa mereka ke rumah,” papar Tien.

Bagi dia, kesabaran dan keikhlasan adalah kunci melayani tamu Allah. “Saya selalu mengimbau jamaah haji terus berdoa dan besabar menghadapi masalah. Tidak ada yang bisa temukan mereka, kecuali kehendak Allah,” tutur Tien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement